Lihat ke Halaman Asli

Eko S Nurcahyadi

Penulis, Pegiat Literasi, aktivis GP Ansor

Umbul Senjoyo, Eksotisme Petilasan Jaka Tingkir

Diperbarui: 29 Desember 2019   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto dokumen pribadi

Saya paling suka jika tiap liburan akhir pekan tiba ada waktu luang untuk melakukan perjalanan wisata bersama keluarga. Karena pada saat itu kami bisa merasakan indahnya kebersamaan dalam sebuah momen yang terkemas dalam spend the quality time.

Kami sengaja selektif dalam memilih destinasi wisata supaya memperoleh impak yang komplet. Biasanya kami memilih obyek-obyek wisata yang bernilai historis, strategis, religi bahkan mistis.

Umbul Senjoyo menyajikan hampir semua kriteria di atas. Di lokasi itu terdapat telaga yang syarat legenda. Juga terdapat situs petilasan Pajang berupa tempat dimana dulu Jaka Tingkir melakukan uzlah (semadi) dalam rangka memperoleh kekuatan ruhani yang di kemudian hari menjadi modal penting membangun dinasti politik dan kekuasaan.

Foto dokumen pribadi

Sakralitas Petilasan Jaka Tingkir

Aura mistis dan sakral sangat terasa di lokasi yang sejuk dan asri tersebut. Sakralitas makin kental karena ditunjang oleh masih banyaknya masyarakat sekitar melakukan ritual khusus sebagai wujud rasa khurmat pada pepunden yang juga merupakan aktor penting sejarah politik dan kekuasaan di tanah Jawa.

Masih dalam satu kompleks situs petilasan juga terdapat kedung atau telaga yang tentu mempunyai makna praktis untuk bersuci sesuai terminologi fiqh dalam wujud wudhu dan mandi. Selain itu juga bermakna simbolis untuk kungkum malam Jum'at masyarakat sekitar yang bertujuan menyucikan pikiran, jiwa dan ruhani dari kotornya hawa nafsu.

Foto dokumen pribadi

Foto dokumen pribadi

Penghormatan itu menurut saya tak berlebihan mengingat ikoniknya sosok Jaka Tingkir dalam sejarah. Tak hanya dinasti politik kesultanan Pajang yang ia bangun. Lebih fundamental lagi adalah sintesis final antara agama dan budaya yang hingga kini menjadi praktik sebagian besar masyarakat islam di Jawa.

Harap diketahui bahwa masyarakat Jawa sangat menghormati para pepunden dan leluhur yang banyak mengajarkan tata laku, agama dan kepercayaan. Baktinya pada para leluhur agama bahkan lebih besar dari para leluhur yang terbatas pada kebesaran kekuasaan semata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline