Lihat ke Halaman Asli

Jakarta macet dan Transportasi Massal

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari yang lalu, ketika saya berjalan- jalan dengan istri saya di takashimaya - singapore, ada pemandangan yang tidak biasa di mall itu di jaga ketat oleh polisi, ternyata presiden RI - SBY- dateng beli buku di kinokuniya, tapi yang menjadi pertanyaan di benak saya adalah, kira-kira pak SBY ke Orchard naik apa ya? naik MRT, bus atau mobil. saya jadi berpikir seharusnya beliau naik MRT atau bus aja orang tinggalnya cuman di Shang Ri La.  atau mungkin karena "saking" kayanya pejabat-pejabat di negri ini kalo berkunjung ke negara lain harus naik mobil, sekali -kali cobalah naik "angkot" di negara tetangga terdekat ini!! Kegagalan Jakarta dalam menangani masalah transportasi akhir-akhir ini dengan kebijakan yang menurut saya makin tidak masuk akal, sebenernya juga tak lput dari kebijakan pemerintah yang tidak pernah pro rakyat. Pada tahun 1980-an sebenarnya sudah ada sebuah feasibility study yang merupakan bantuan dari pemerintah Jepang,  tapi kenapa sampai sekarang tidak ada tindak lanjutnya. beberapa analisa saya:(tulisan ini mungkin juga pernah ditulis oleh orang lain) 1. mentalitas korup birokrat dan politisi. selalu menjadi alasan no 1 kenapa MRT tidak akan pernah bisa di dibangun. Adalah sebuah rahasia umum  bahwa setiap grand project menjadi "bancakan" bagi para pejabat dan politisi. inilah yang menyebabkan investor ragu2 jika mau investasi di sistem transportasi masal. karena ini menyangkut nyawa ribuan orang. 2. behaviour bangsa ini yang tidak pernah menerapkan pembangunan berkesinambungan. (sustainable development) Ketika ganti pemimpin maka program dan prioritasnya ganti. mungkin ketika sutiyoso memasang pancang monorel itu harapan dia penggantinya akan meneruskannya. tetapi kenyataannya foke malah mo bikin beberapa jalan tol lagi yang notabene tidak akan pernah menyelesaikan permasalahan dan jalan tol itu tidak ada di RUTRK 2020. pembangnan infrastruktur tidak bisa selesai dalam waktu setahun ataregardless UU untuk monorel masih bertabu da tahun, singapore aja membangun jaringan MRT nya dari tahn1980-an dan sampai sekarang masih membangun sampai 2030. bayangkan aja jikalau sampai subway di bangun trus wakt constrction tunnel di hentikan karena program di rubah dan dananya dialokasikan untk jalan tol, yang terjadi adalah gelandangan akan tinggal disitu (ex) 3. regardless uu mengisyaratkan bahwa operator kereta api adalah PT KAI. kalau begitu ceritanya kenapa pemda DKI tidak menggandeng KAI untuk bikin konsorsium bersama Jakarta Monorel sehingga legalitas tetap berada di bawah KAI selaku operator. (correct me if i'm wrong!) 4. konflik kepentingan dengan car manfacturer. indonesia adalah pasar yang manis bagi mereka, penjualan tahun 2009 yang mencapai 600 ribu unit (jakarta) saja masih di bilang sekarat penjualannya, ini benar2 ridiculus. hitungan awam, kalo 600 ribu unit di parkir pararel saja akan menghasilkan panjang 3000KM. (tiga kali panjang pulau jawa) kalo di jalan dengan 6 lane maka panjangnya sama dengan 500km, (jumlah panjang jalan di jakarta hanya 4000KM) ini belum termasuk bus, truck dsb. Belum lagi space di jalan yang akan dipakai oleh mobil selama di jalan sebesar 9000 km persegi, dan berarti pula sebesar inilah penambahan lahan parkir yang harus di penuhi. dan berapa juta galon bahan bakar yang harus di minum, serta pengaruhnya terhadap lingkungan. dengan demikian apakah penambahan 6 jalan tol di jakarta masih bisa mengatasi overflow kendaraan yang  sedemikian besar jumlahnya? 5. Perilaku user dan mental vandalism. permasalahan pelik yang bisa di amati dengan jelas adalah perilaku bisa membangun tapi nggak bisa menjaga dan me-maintain. Ini adalah perilaku yang tidak bisa didiamkan begit saja. berapa banyak contoh dari fasilitas publik yang tidak terawat dan sengaja dirusak. apakah anda masih ingat ketika pertama  kali LRT (KRL) di operasikan di jakarta? atau kondisi busway sekarang??dimana haltenya sudah kumuh bahkan sampai di curi bagian2 dari halte tersebut, bus tidak terawat, beberapa terbakar karena kurang maintenance. Sistem KRL ini menurut saya sudah cukup bagus, ada jalur utama membelah kota dari bogor hingga st Kota, jalur lingkar,  bekasi-kota, tangerang-kota. yang perlu dilakukan PT KAI sekarang adalah : - pembenahan managemen operasi dan modernisasi system-pemberlakuan tiket isi ulang elektronik, - pemberlakuan satu kelas penumpang (tidak ada pembedaan kelas ekonomi ataupun express), - peningkatan frekuensi - gap antar kereta sekitar 3-4 menit pada peak time. dan implementasi barrier free track. - integrasi dengan public mode yang lain( tetapi bukan ojek, bajaj dan angkot), yang teritegrasi sistem tiketing nya dengan data capturer di setiap bus . dengan demikian, jika penerapan sistemnya benar, maka kejadian2 seperti penumpang gelap dan naik di atap akan teratasi. 6. Pembekuan organisasi - organisasi penyelenggara transportasi swasta. Penyelenggaraan transportasi publik massal adalah tugas dan tanggung jawab pemerintah, oleh karena itu jika pemerintah hanya menjadi regulator dan bukan operator maka hal ini perlu di pertanyakan, karena yang terjadi adalah situasi seperti sekarang ini di mana semua diserahkan kepada swasta dan terlalu banyak pemain serta kepentingan disini, dimana menurut saya hanya sebuah akal2an saja sebenarnya karakter yang bisa kita lihat bersama, kebut-kebutan, rebutan penumpang, dan sistem kejar setoran membuat tujuan transportasi publik menjadi tidak ada gunanya dan users pun memakainya karena tidak ada pilihan yang lain. Oleh karena itu pemerintah harus mengembalikan kodrat operator transportasi publik kepada operator pemerintah seperti DAMRI, dsb. jikalaupun swasta berminat bisa dengan cara investasi modal kepada DAMRI atau operator sejenis. [caption id="attachment_145993" align="alignleft" width="300" caption="penyediaan sarana transportasi public yang nyaman dan aman serta reliable memang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah"][/caption] [caption id="attachment_145997" align="alignleft" width="300" caption="penyediaan sarana transportasi publik oleh swasta. non-reliable, profit oriented, tidak nyaman, dsb.             pic courtesy of safir makki|JG Photo"][/caption] Dalam kasus Jakarta, semua jenis bus kota harus dilebur menjadi satu perusahaan dimana pemerintah sebagai pemegang saham terbesar, pemilik KOPAJA dan MetroMini bisa diajak bergabung untuk menginvestasikan dana mereka, - jikalau foke bilang hanya 2% penmpang yang terangkut dengan sistem sekarang, maka akan terlalu naif jikalau metromini, kopaja, maya sari, DAMRI, Trans Jakarta, dsb bergabung membuat konsorsium untuk sebuah integrasi bus rapid transit, sedangkan masih banyak rute yang belum tercover daripada harus perang antara satu dengan yang lainnya- sedangkan sopir2 bisa diangkat menjadi pegawai dengan sistem gaji bulanan(bukan setoran) sehingga kesejahteraan mereka juga terjamin, dan pembayaran dengan sistem on-line melalui alat EDC(electronic data Captured). [caption id="attachment_145988" align="alignleft" width="300" caption="alat pembaca kartu pada semua bus di s'pore yang memungkinkan penumpang tidak perlu mengeluarkan cash, hanya dengan menyentukan kartu ini pada alat, dan "pulsa" di dalam kartu akan dipotong sebesar seberapa jauh perjalanan. ini jga memungkinkan untuk terjadinya transfer antar moda. isi ulang bisa dilakukan di counter, ATM dan GTM ataupun auto re-load dari kartu kredit"][/caption] dengan demikian tidak akan ada perang rute, kebut2an, rebutan penumpang,  tarif dsb, bagi users pun ada jaminan dari operator transportasi publik dan kepastian timingnya serta connecting antar moda pun akan terjamin. dengan demikian, apabila sebuah sistem transportasi massal yang benar bisa di wujudkan, dan aman serta nyaman, penumpang akan berpindah sendirinya ke sistem MRT. 7. integrasi sistem di jaman yang semunya sudah "driven by" technology sudah seharusnya diterapkan juga di Indonesia, sistem manual yang tidak efisien haruslah di revolusi, begitu banyak tawaran di market yang menawarkan solusi - solusi integrasi layanan, ini yang tidak bisa/ belum mampu/ belum ada niat dari pemerintah untuk mengimplementasikannya, entah apa alasan mereka. 8. publikasi road map dan masterplan transportasi kepada masyarakat selama ini menurut saya, tidak dipublikasikannya road map transportasi dan masterplannya untuk beberapa tahun mendatang - yang saya tahu terakhir tahun 2004 (masterplan 2020) yang lalu di museum nasional, ketika saya ingin mencari data untuk skripsi-sehingga masyarakat tidak tahu secara pasti kira-kira apa sih yang mau dibikin pemerintah [caption id="attachment_146003" align="alignleft" width="300" caption="kartu ez-link. kartu all in one yang dipakai untuk naik bus, MRT, bayar ERP/ TOL, dan parkir, serta beberapa vending machine menerima pembayaran dengan kartu ini. pic. courtesy of ez link pte ltd"][/caption] ini? atau kebijakan yang cenderung berubah -ubah sehingga tidak memberikan kepastian bagi masyarakat apa yang menjadi kendala bagi pemerintah untuk me-revolusi sistem transportasi massal diIndonesia ini khususnya di Jakarta. namun pada akhirnya semuanya akan kembali kepada political will serta naluri para pembuat kebijakan karena apa yang saya tulis sekarang ini mungkin sudah banyak yang menulis atau bahkan mengusulkan lewat penelitian2 yang lebih kompeten kepada otoritas berwenang. [caption id="attachment_146004" align="alignnone" width="300" caption="sopir bus negara sebelah sedang menunggu giliran shift, semua sistem time clocking dijalankan secara electronic, shingga transparansi senantiasa terjaga, sopir tahu berapa jam ia telah bekerja dan berapa seharusnya dia di bayar. pic cortessy of straits times"][/caption] [caption id="attachment_146007" align="alignnone" width="300" caption="sebuah bus stop yang simpel dengan bus bay, yang tidak memerlukan sirkulasi khusus seperti halte busway, jika sistem tiket electronik yang di pakai, maka penggunaan gate pada halte busway sudah tidak diperlukan lagi, dana untuk membuat halte bisa dialokasikan untuk pembelian armada, kelemahan sistem busway di jakarta adalah nilai infrastruktur fisik yang lebih besar dari pada infrastruktur sistem IT. padahal di jaman  facebook sekarang yang terpenting adalah efisiensi."][/caption]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline