Cinta Hutan dan Lingkungan Bersemi di Bantimurung (dokumen P3E Suma)
P3E Suma, Makassar-Kampanye Pengelolan Lingkungan Hiup dan Kehutanan "Eco Family" tahun 2017 digelar di Bantimurung kerjasama P3E Suma, T.N. Babul, DLH Kabupaten Maros dan Dinas Pariwisata Kabupaten Maros pada Rabu, (6/09/2017). Dihadiri Bupati Maros yang diwakili Asisten III Kabupaten Maros, Kepala P3E Suma, Kepala Taman Nasional Bulusaraung Bantimurung, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Maros, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Maros, Ibu-ibu Dharma Wanita PKK dan Perwita Wana Kencana Sulawesi Selatan.
Kampanye ini dilakukan untuk menyadarkan bahwa pendidikan lingkungan hidup dan kehutanan tidak akan merubah situasi kondisi lingkungan yang rusak menjadi baik secara instant. Melainkan membutuhkan waktu, proses dan sumber daya. Atas dasar itulah pendidikan lingkungan hidup hendaknya dilakukan sedini mungkin, mulai dari lingkup terkecil dalam masyarakat, yakni keluarga.
Dalam kampanye, ibu-ibu menjadi subjek program penyadaran lingkungan hidup dan kehutanan, didasarkan atas pertimbangan peran strategis keluarga dalam pembentukan karakter bangsa. Sejak tahun 2013 telah dicanangkan program eco family untuk menumbuhkan cinta lingkungan hidup dan hutan dari keluarga, sebagai perwakilan masyarakat terkecil. Prinsip eco family yakni, ECO. E dari kata Engage yang artinya seluruh anggota keluarga terlibat dalam dalam pelaksanaan program eco family. C sama dengan Culture, dengan pendekatan budaya lokal dan O berarti Out of the box, untuk mendorong kreativitas setiap anggota keluarga berlaku bijak terhadap lingkungan hidup dan kehutanan. Turut hadir pada acara kampanye "eco family" ibu-ibu dharma wanita Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Pemilihan Kawasan wisata Bantimurung sebagai lokasi pelaksanaan Eco Family ini, karena ekosistem Kawasan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung lengkap dan utuh. Bantimurung merupakan destinasi wisata alam unggulan di Provinsi Sulawesi Selatan pada umumnya, Kabupaten Maros pada khususnya, merupakan wisata kombinasi antara unsur flora, fauna dan pesona alam terletak di kaki gunung bulusaraung.
Air terjun dengan ketinggian 15 meter, lebar 20 meter mengalir diantara tebing-tebing terjal bernama "karst." Karst bentuk karya seni dari sang pencipta berupa pegunungan yang diakibatkan adanya kumpulan bebatuan kapur. Kawasan karst bantimurung merupakan kawasan terluas ke dua di dunia. Air terjun melalui tingkatan bukit sungai berbatuan dihiasi oleh lingkungan di dominasi warna hijau dedaunan dari hutan sekeliling bukit berada di dalam areal taman wisata alam Bantimurung Bulusaraung.
Tidak hanya air terjun bertingkatya. Wahana lain yang terdapat di Wisata Alam di dalam kawasan Bantingmurung ini; Tangga Seribu, Danau Tengkorak (danau ini ditutup untuk umum. Karena sangatlah berbahaya. Itulah dinamakan danau tengkorak. Permukaan air danau terlihat tenang tapi terdapat pusaran arus yang deras dibawah air dan sudah banyak memakan korban). Hal ini mengingatkan pada pepatah "Air beriak tanda tak dalam, air tenang menghanyutkan".Berikutnya Goa Mimpi, Goa Batu, Museum Kupu-kupu. Ayo! Ke Bantimurung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H