Lihat ke Halaman Asli

P3E Suma Terima Kunjungan Peserta Diklatpim Tk. IV Kabupaten Pangkep

Diperbarui: 19 September 2016   14:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

P3E Suma, Makassar- Rombongan Sebanyak 39 orang dari Diklat Kepemimpinan Tk.IV Angkatan XIII Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur II Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia dan Balai Diklat Kabupaten Pangkep melakukan visitasi (kunjungan) ke P3E Suma dalam rangka Sosialisasi Program Eco Office (19/9).

Acara dibuka Kepala Bagian Tata Usaha Azri Rasul, SKM, M.Si, MH Dihadapan peserta Diklat mengatakan, “Kantor P3E Suma kantor pertama kali yang menerapkan manajamen lingkungan sejak tahun 2005-2006, mengalami perbaikan tahun demi tahun sehingga menjadi kantor pelopor manajemn lingkungan khususnya program Eco Office (kantor yang berperilaku dan berbudaya lingkungan).” Katanya.

“Bisa dikatakan bahwa konsep eco office memang pertama kali dikembangkan. Di kantor P3E Suma (khususnya dilingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan). Ada beberapa kantor swasta dan pemerintah ysng mengembangkannya, tetapi kami memang lebih concern dan konsisten menjalankannya.” Tegas Azri.

Sebelum masuk materi terlebih dulu kesempatan diberikan kepada peserta memberikan sepatah dua patah kata dari peserta Diklat. Syamsiah berujar “bahwa seluruh peserta yang hadir saat ini menduduki Eselon IV sebanyak  21 orang laki-laki dan 18 perempuan telah mencapai tahap ke-3.” Ujar Syamsiah 

Dalam materi Pengelolaan Sampah Kepala Bagian Tata Usaha ini memperlihatkan Film Lingkungan mengenai Sungai Citarum. Para Ahli Lingkungan mengklaim Sungai Citarum merupakan sungai paling tercemar didunia, dan orang dengan gampangnya membuang sampah sebagai tempat sampah raksasa, bahkan khawatir mobilnya kotor lantas seenaknya membuang sampah ke jalanan.

Sebagai penganut agama islam tentu sangat hafal betul dengan slogan “kebersihan sebagian dari iman” akan tetapi perilaku sebagai khalifah dimuka bumi sama, baik itu muslim dan non muslim mengajarkan bagaimana menjaga lingkungan hidup. Kenapa di Indonesia mayoritas berpenduduk muslim, masih membuang sampah sembarangan, kebersihan lingkungan sekitar kita tdak diperhatikan, sebagai contoh usai sholat idul fitri atau idul adha koran tempat alas sholat dibiarkan terhambur kemana-mana perilaku itu parah sekali, padahal masih banyak orang-orang menggantungkan hidup dari sampah.

Pada kesempatan tersebut, Azri sedikit menyinggung Hari Peduli Sampah yang diperingati setiap tanggal 21 Februari. Terinspirasi dari tragedi longsornya TPA Leuwigajah pada 21 Februari 2005, akibat ledakan gas metan dari gunungan sampah, longsor hingga menimpa rumah warga di kampung Cilimus dan Pojok, lebih dari 157 orang meninggal. Untuk mengenang tragedi tersebut Pemerintah dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup menetapkan tanggal 21 Februari sebagai Hari Peduli Sampah nasional. 

Pada intinya, “eco office itu dapat ditularkan ke kantor-kantor lain, sejumlah kerjasama terbina. Misalnya dengan sekolah-sekolah hingga perguruan tinggi. Kerjasama juga dilakukan dengan Lembaga Diklat seperti LAN, yang setiap saat menjadikan kantor P3E Suma sebagai tempat rekreasi edukasi langsung bagi peserta diklatnya.”  

“kunjungan (visitasi) inovatif dari peserta Diklatpim mengenai kantor berbudaya dan ramah lingkungan menginspirasi para aparatur sipil negara di lingkungan kerja masing-masing untuk mengembangkan inovasi-inovasi berbudaya lingkungan.”  Pungkas Azri.

Selanjutnya pemaparan Eco Office oleh Ir. Sutirta Rumansyah, M.Si (Kasubag. Upeg P3E Suma). Pemaparan konsep Eco Office atau kantor berwawasan lingkungan beserta ornamennya dan memperkenalkan wahana yang tersedia di P3E Suma kepada seluruh peserta, sebelum melakukan kunjungan lapangan.

Penutup, arahan dari Ir. Darhamsyah, M.Si (Kepala P3E Suma), menegaskan ”bahwa merubah perilaku tidak mudah butuh kesabaran dan jangan cepat puas dengan pelayanan yang ada dengan memperbanyak berbagi kepada orang lain suatu hal yang baik dalam konteks untuk menyelamatkan lingkungan. Sebagai contoh dalam hal transportasi secara bersama-sama, misalnya ketika pergi ke kantor atau pulang kantor ada ada teman yang satu arah tidak ada salahnya kita memberi tumpangan, hal ini bisa mengurangi kemacetan lalu lintas sekaligus mengurangi emisi udara.” Tegasnya.    

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline