Lihat ke Halaman Asli

Ungkap Tabir

Faktual dan Terpercaya

Indonesia Darurat Covid-19 Mahasiswa Jangan Duduk Santai dengan Secangkir Kopi

Diperbarui: 12 April 2020   01:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Mahasiswa seringkali dikatakan sebagai agen perubahan, karena Mahasisiwa dianggap sebagai kalangan yang memiliki intelektual dengan inteligensi tinggi dan pemikiran yang lebih matang, selain itu, sikap kritis Mahasiswa yang kerap membuat perubahan besar, sehingga menjadikan kegelisahan dan kegerahan bagi para pemimpin yang tidak berkompeten, maraknya pembodohan dan ketidakadilan yang dilakukan para pemimpin kepada rakyatnya sehingga Mahasiswa diharapkan mampu menjadi jembatan antara rakyat dan birokrasi untuk membangun Indonesia yang berkeadilan.

Beberapa bulan terakhir kita dihapakan dengan situasi penyebaran pandemi coronavirus disease (COVID-19), virus yang awalnya diidentifikasi di Wuhan, China pada Desember 2019 lalu, virus yang menyerang saluran pernafasan ini dapat menyebar melalui tetesean kecil yang dihasilkan ketika batu, bersin, dan berbicara. (Sumber:Wikipedia.com)

Ditengah penyebaran virus yang begitu cepat ini, dampak yang paling besar dirasakan Dunia terletak pada sektor perekonomian dan pendidikan, di Indonesia sendiri kebijakan untuk melakukan social distancing (menjaga jarak) telah dilakukan Pemerintah sejak dinyatakan terdapat 1 orang positif Covid-19, suatu kebijakan yang diambil dengan mempertimbangkan efek dalam bidang ekonomi dan pendidikan yang ada, pandemi Covid-19 ini menimbulkan dampak yang besar pada sektor ekonomi, bagi yang mempunyai usaha sendiri sangat terasa sekali dampaknya. Proses Ekspor/Impor di Indonesia pun tersendat sehingga menimbulkan ketidakstabilan ekonomi.

Pada sektor pendidikan sendiri dampak nyatanya bahwa hampir 300 juta siswa terganggu kegiatan sekolahnya diseluruh dunia dan mengancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan (Sumber:Kompasiana.com), diberlakukannya social distancing dengan meliburkan sekolah maupun perguruan tinggi dan menggantikan proses pembelajaran dengan metode online (daring) menimbulkan penolakan dari berbagai pihak khususnya dikalangan Mahasiswa.

Banyak alasan yang timbul sebagai bentuk penolakan terhadap sistem pembelajaran daring ini, keluhan datang dari berbagai komponen masyarakat utamanya Mahasiswa, sistem pembelajaran daring bukanlah suatu jalan keluar yang efektif, melihat Sumber Daya Manusia (SDA) yang ada di Indonesia tidak sepenuhnya paham akan Teknologi Informasi, selain itu sarana dan prasarana yang disediakan pemerintah pun tidak mendukung untuk mengefisienkan sistem pembelajaran secara daring, serta bertambahnya tugas rumah yang diberikan oleh pihak pengajar yang membuat para pelajar terbebani.

Dengan pembelajaran yang berbasis online seperti ini juga memberatkan bagi para pelajar dengan ekonomi rendah, karena sarana agar dapat melakukan pembelajaran online memerlukan jaringan internet yang tidak murah sehingga sulit untuk dijangkau oleh semua kalangan.

Siap tidak siap tentunya kita sebagai akademisi harus mengikuti kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mulai belajar dari rumah (pemebelajaran online), akan tetapi pemerintah pun harus siap hadir di tengah  masyarakat untuk mengatasi masalah yang dihadapi seputar pembelajaran daring, baik permasalahan keterbatasan SDA hingga sulitnya pembelajaran online dijangkau oleh seluruh kalangan.

Dikalangan Mahasiswa sendiri khususnya, dengan mengingat salah satu tugas mahasiswa ialah melakukan pengabdian masyarakat, justru sekaranglah saatnya, bukan dengan adanya sistem pembelajaran dari rumah (pembelajaran online) justru membuat kita sebagai mahasiswa melupakan tugas utamanya sebagai jembatan antara rakyat dan pemerintah.

Dalam situasi saat ini Mahasiswa harus mampu membuat perubahan besar, lewat ide baru yang harusnya muncul sebagai upaya memutus mata rantai Virus Corona di Indonesia, saat ini bukanlah saatnya untuk bersantai di rumah menikmati selembar roti dan secangkir kopi panas, Mahasiswa harus berperan aktif baik dalam pengabdian kepada masyarakat maupun sumbangsih pemikiran untuk membantu pemerintah dalam menyelesaikan hiruk pikup permasalahan yang ada di tengah penyebaran pandemic Covid-19.

Saat ini pemerintah belum mampu untuk mendistribusikan bantuan baik secara materil maupun non materil secara merata ke seluruh wilayah di Indonesia, Mahasiswa harus hadir sebagai panjang tangan dari pemerintah untuk menyalurkan bantuan itu, begitupun sebaliknya, Mahasiswa juga harus mampu menjadi lidah penyambung antara masyarakat dan pemerintah terkait kendala dan masalah yang dipadapi rakyat dalam situasi Covid-19, hal ini tidak lain untuk membebaskan Indonesia dari wabah Covid-19 agar seluruh warga Indonesia dapat beraktifitas normal seperti sedia kala.

Palu, 11 April 2020

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline