Lihat ke Halaman Asli

Eko Nurwahyudin

Pembelajar hidup

Saya Pukul Lalat-lalat Itu!

Diperbarui: 19 Juli 2021   16:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pribadi

Saya Pukul Lalat-Lalat Itu!

 Abu Nawas telah tiba dari pasar, tatkala ia melihat beberapa orang menggali halamannya. Ia sontak terkejut dan bingung. Gundukan tanah dan dan bebatuan berserak dimana-mana. Halaman itu kelihatan kotor berantakan. Abu mendekati orang-orang tersebut dan bertanya, "Heh, apa kalian lakukan di sini?"

Mereka tak menjawab. Salah seorang dari mereka menunjukkan surat titah pada Abu. Abu membaca surat tersebut. Surat itu menerangkan bahwa Sang Sultan memberikan titah kepada orang-orang tersebut untuk menemukan sebuah harta karun yang terkubur di halaman Abu Nawas.

Selang beberapa waktu mereka menghentikan penggalian. Mereka tidak menemukan harta karun apapun. Lantas, mereka meninggalkan halaman itu, begitu saja! Halaman tersebut sedemikian morat-marit. Abu Nawas naik pitam tapi tak dapat berbuat apapun. 'Ia akan membayar semua ini!' gerutunya dalam batin.

Keesokan harinya, Abu pergi ke istana sambil membawa sebuah piring. Ia menutupi piring itu dengan selembar serbet. Ketika ia menghadap Sang Sultan, ia lantas bilang, "baginda, ini mahluk-mahluk yang telah mencuri makanan saya." Setelah berbicara demikian Abu menyibak serbet itu dan beberapa lalat terbang-bang dari piring.

"Jadi, lalat-lalat itu yang telah mencuri makananmu?" tanya Sang Sultan.

"Benar, Paduka. Tolong, berikan saya surat titah untuk memburu lalat-lalat itu."

Permintaan Abu nampak edan bagi Sang Sultan. Namun, bagaimanapun juga, ia memberikan satu untuk Abu. Setelah mempunyai surat titah Abu mulai memburu lalat-lalat itu di pasar. Ketika ia melihat beberapa lalat nemplok di beberapa jeruk ia langsung pukul lalat-lalat itu. Lalat-lalat itu terbang jauh-uh tetapi jeruk-jeruk jadi benjut-jut. Penjual itu menjadi berang pada Abu tapi Abu masa bodoh.

Beberapa saat kemudian ia melihat seekor lalat hinggap di atas sebuah melon yang besar. Ia pukul lalat itu tapi meleset. Tongkat Abu justru menghantam melon itu. Melon itu jatuh hancur-cur. Tentu saja, si penjual marah padanya. Abu meninggalkan tempat itu begitu saja!

Para penjual buah mendatangi Sang Sultan dan mengadukan kejadian ini. Sang Sultan memerintahkan Abu untuk menerangkan di hadapannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline