Lihat ke Halaman Asli

Muslimin: Bagaimana Natalmu?

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Muslimin : bagaimana natalmu?

Christian : baik, kau tidak mengucapkan selamat natal padaku?
Muslimin : tidak, agama kami menghargai toleransi antar agama, termasuk agamamu, tapi masalah ini, agama saya melarangnya..
Christian : tapi kenapa, bukankah hanya sekedar kata-kata ? Teman muslimku yg lain, mengucapkannya padaku?
Muslimin : mungkin mereka belum mengetahuinya... Christian , kau bisa mengucapkan dua kalimat syahadat?
Christian : oh tidak, saya tidak bisa mengucapkannya... Itu akan mengganggu kepercayaan saya...
Muslimin : kenapa ? Bukankah hanya kata-kata ? Ayo, ucapkanlah ;)
Christian : sekarang, saya mengerti.. ;)

Christian : aku minta tolong boleh?
Muslimin : boleh selama saya mampu, minta tolong apa?

Christian : nanti malam saya ibadah di gereja alun-alun kota, kamu kan tau saya tidak membawa kendaraan dan angkot juga sudah tidak ada, kamu mau jemput saja sekitar jam 21.00 WIB, nanti kita sekalian minum kopi dan makan pulangnya?
Muslimin : boleh, kebetulaan saya tidak ada acara?

……………………………………………………………..........................................................................................the end.


Saudaraku sebangsa setahan air kita memang beda, agama kita, suku kita, bahasa kita, budaya kita namun itulah kekayaan kita dalam satu ikatan tanah air Indonesia.

Saudaraku meskipun kita masing-masing percaya tidak semua agama benar, namun satu hal yang juga kita yakini semua agama mengajarkan kebaikan, toleransi.

Jangan sekali-kali salahkan agama tapi koreksilah cara beragama kita, karena saya yakin jika cara beragama kita benar tidak akan terjadi perpecahan.

Saudaraku bangsa kita dibanggun dari elemen-elemen yang berbeda namun direkatkan oleh kekuatan semangat kebersamaan dan ketaataan beragama.

Saudaraku sadarilah  SEMANGAT KEBERSAMAAN DAN KETAATAAN BERAGAMA adalah kekuatan bangsa kita, namun kini kekuatan itu mulai luntur oleh hedonism dan keserakahan.

(terinspirasi dari pengalaman pribadi)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline