Lihat ke Halaman Asli

Generus LDII

Blogger Pemula

LDII Sodorkan Solusi Menghindari Kehamilan Remaja di Luar Nikah

Diperbarui: 25 Januari 2023   07:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

doc. lines

Jakarta (19/1). Berita mengenai 191 siswi di Ponorogo yang meminta dispensasi untuk menikah, merupakan pucuk gunung es. Kehamilan remaja hingga hubungan seksual di luar nikah di kalangan remaja, sejatinya menjadi masalah di berbagai kota. Sifatnya laten dan baru menjadi masalah bila remaja putri hamil. Sementara masyarakat atau keluarga, tidak mengetahui putra atau putri mereka melakukan seks bebas.

Fenomena tersebut menjadi perhatian berbagai pihak, termasuk DPP LDII. Ormas Islam itu mendorong perlunya penguatan pada sisi agama dan moralitas sejak dini. Pemahaman itu harus dimulai dari keluarga, agar putra-putri mereka memahami pergaulan yang tidak sehat dan menjauhinya.

Ketua Departement Pendidikan Keagamaan dan Dakwah (PKD) DPP LDII KH Aceng Karimullah mengatakan, orangtua supaya mendorong anak-anaknya untuk mendapatkan penguatan sisi religius, "Untuk itu, kami di LDII membuat program berkesinambungan mulai anak usia dini, remaja, bahkan dewasa. Diajarkan mengenai mahrom dan batasan laki-laki perempuan supaya mengetahui serta menjaga saat bergaul," ujarnya.

Pengetahuan tentang mahrom itu, lanjutnya, jika diremehkan atau diabaikan, berimbas pada fenomena mudahnya hamil di luar nikah yang terjadi di mana-mana. "Tidak hanya di sekolah, di pondok pesantren pun hal itu bisa saja terjadi karena hukum mahrom tidak diajarkan," ujarnya.

KH Aceng mengingatkan, tidak hanya pergaulan laki-laki dan perempuan saja yang perlu diawasi tapi pergaulan sesama jenis juga harus diwaspadai. "Kalau melihat kejadian belakangan ini, orangtua juga khawatir anaknya terjerumus pada hal negatif sepeti LGBT," ungkapnya.

Ia berpendapat perlu ketegasan dalam masalah pendidikan sehingga generasi berikutnya dapat diselamatkan dari hal-hal negatif. Sejak usia dini anak-anak perlu mendapatkan edukasi bagaimana bergaul yang baik, sebab ketika mereka dewasa akan siap mental untuk mengindari perbuatan negatif.

"Salah satu penyebabnya adalah pergaulan. Pergaulan itu sendiri terbagi menjadi tiga porsi yaitu rumah , sekolah dan masyarakat. Nah waktu mereka bergaul dengan masyarakat ini yang susah untuk diawasi," ungkapnya.

KH Aceng menambahkan, penguatan religius merupakan faktor yang paling penting supaya manusia tidak terjebak dalam perilaku negatif. "Ketika mereka mendapatkan hikmahnya agama yakni takut kepada Allah, maka manusia generasi muda kita tidak akan terpengaruh. Untuk itu, kita buat mereka genarasi yang berpengaruh, tidak terpengaruh," tutupnya.

PR Bagi Orang Sekampung
Dampak hamil di luar nikah, bukan hanya tekanan mental yang diderita pelaku akibat hukuman sosial. Namun juga bayi yang dikandung remaja itu, mereka sudah mengalami gangguan psikologis sejak di kandungan. Maka perlu edukasi bagi para remaja mengenai pergaulan.

Oleh karena itu, Koordinator Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga (PPKK) DPP LDII Siti Nurannisa Parama Bekti mengatakan, perlu "orang sekampung" untuk membesarkan seorang anak.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline