Bila melancong ke Wamena, Anda bisa dibuat putus asa oleh pesawat yang terbang bolak-balik Wamena-Jayapura. Ada apakah gerangan? Karena hanya ada satu maskapai yang melayani rute ini. Namanya Trigana Air. Kedengarannya mirip-mirip kesatuan tempur.
Berhubung monopoli, penumpang berjubel dan tak berdaya. Mereka kerap jadi bulan-bulanan calo tiket. Entah calo beneran atau orang dalam. Begitu pegang tiket, jangan riang gembira dulu.Status belum aman, bos. Sebab di last minute, tiket di tangan diam-diam telah meluncur dengan sempurna ke tangan penumpang lain alias dijual lagi. Anda hanya akan melongo karena tak bisa terbang. Anda tak bisa berbuat apa-apa. Yang bisa dilakukan adalah sebatas protes dan sedikit membuat kegaduhan di loket check-in. Selebihnya hanya pasrah, iklas, dan serahkan nasib pada Yang Kuasa dengan harapan derajat kekesalan berkurang.
[caption id="attachment_332557" align="aligncenter" width="560" caption="Penumpang Naik di Bandara Wamena"][/caption]
Pegang tiket tapi berebut naik adalah pemandangan lazim bagi Trigana. Ketegangan, sumpah serapah penumpang, kerap terdengar di ruang tunggu Bandara Wamena atau di Bandara Sentani dengan tujuan Wamena. Sudah pasti penumpang begitu benci dengan kelakuan Trigana ini. Namun apa daya, hanya Trigana-lah “malaikat” yang bisa menerbangkan mereka ke dan dari Wamena.Taka da jalan lain.
Itu dulu. Bagaimana sekarang?
[caption id="attachment_332558" align="aligncenter" width="560" caption="Menunggu Bagasi di Bandara Wamena"]
[/caption]
Kira-kira satu setengah bulan lalu monopoli itu tumbang. Entah bagaimana ceritanya, sejumlah maskapai ikut main melayani penumpang.Pesawat Wing, Express sampai Susi Air tampak nongkrong di Bandara Wamena menurunkan atau menaikkan penumpang. Pemandangan ruang checkn-in dan tunggu juga terlihat berbeda. Tak kelihatan lagi penumpang berjubel antri berebut chek-in.
Jelas ini pukulan telak buat Trigana berikut kesombongannya.Sahabat saya di Wamena, Rony Hisage,belum lama ini terbang dengan Trigana dari Wamena keJayapura. “Cuma 6 penumpang”, katanya terkekeh penuh kemenangan. Bukan sekali dua ia menjadi korban Trigana. Suatu kali dia pernah tak bisa terbang dan akhirnya terpaksa ikut pesawat TNI ke Jayapura. Ada acara sangat penting yang mesti diikui. “Sekarang penumpang pada memilih maskapai lain”, kata Ronny lagi.
[caption id="attachment_332559" align="aligncenter" width="560" caption="Pramugari Trigana. Cakep. "]
[/caption]
Ini jelas kabar bahagia. Begitu maskapai lain masuk, harga tiket langsung turun. Biasanya harga sekali terbang 1 sampai 2 jutaan. Kini penumpang bisa memilih maskapai lain dengan harga antara 800 hingga 900 ribu. Keren, kan.
Kesimpulannya, apapun bentuknya, monopoli itu menyengsarakan konsumen. Konsumen tak berdaya karena tak punya pilihan. Berikutnya, melancong ke Wamena kini jauh lebih menyenangkan. Tak perlu berebut dan tak terlalu menguras kantong. Ayo ke Wamena kawans….
[caption id="attachment_332563" align="aligncenter" width="560" caption="Sudut Kota Wamena"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H