Lihat ke Halaman Asli

Menular itu Bahaya

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tahukah pembunuh kuman nomer satu ?. Bukan vaksin mahal atau obat paling anyar. Tapi adalah : cuci tangan. Yup sesederhana itu, seperti buku Sederhana Tapi Dahsyat.


Kenapa bisa hanya sekedar cuci tangan ?. Karena eh karena sebenarnya penularan virus dan penyakit itu paling banyak dan cepat melalui tangan. Tangan adalah bagian tubuh kita yang paling sering menularkan infeksi.

Penyebaran virus, kuman dan bakteri paling banyak juga melalui tangan, yaitu ketika kita menyentuh bagian tubuh lain menggunakan tangan seperti ke mata, hidung, mulut dsb. Juga menyebabkan penularan kepada orang lain ketika tangan kita menyentuh benda lain sebagai perantaranya.


Begitu pentingnya urusan cuci tangan ini sekarang di RS banyak bertebaran berbagai informasi pada pamflet, banner, setiap tembok kamar mandi, depan pintu lift dan tembok mengenai baik itu tata cara cuci tangan yang benar, alasan pentingnya cuci tangan serta fakta penyakit2 yang bisa terjangkit melalui tangan. Di beberapa RS juga disediakan botol dengan cairan instan untuk cuci tangan.

Fakta lain, mencuci tangan adalah cara paling efektif mencegah diare, sebesar 44% lebih efektif, dan bisa menurunkan suatu kasus diare di suatu daerah hingga 25% ketika mereka mulai rajin cuci tangan.

Tulisan ini sebenarnya bukan ingin membahas tentang gunanya cuci tangan tapi lebih kepada betapa bahayanya sesuatu yang sifatnya menular. Berbahaya karena seringkali dianggap sepele tapi efeknya justru paling dahsyat.

TDA pun sejatinya terbentuk, berdiri dan berkembang seperti sekarang ini karena faktor menular tadi. Diawali dari pak @roniyuzirman selaku founder yang blog nya begitu menginspirasi dengan tulisan2 sharing bisnis yang pada saat itu mungkin dianggap langka, koq ada pengusaha yang mau berbagi kiat dan cara bisnis. Ternyata banyak yang memiliki pola pikir dan visi yang sama, yang kemudian bersama-sama bersepakat membentuk komunitas.

Lalu ada pula gerakan sedekahrombongan.com dengan akun twitter @srbergerak yang digawangi mas @saptuari. Mereka memberikan bantuan terutama pengobatan kepada yang membutuhkan, dengan cara mengumpulkan dana lewat media sosial. Hingga saat ini sudah 16,8 milyar berhasil disalurkan kepada 6400 dhuafa, padahal baru 34 bulan berdiri, dan tanpa bantuan pemerintah sedikitpun. Dahsyat.

Kedua contoh diatas adalah akibat dari suatu daya tular. Sesuatu yang menular itu memang berbahaya, dalam artian ia memiliki efek yang dahsyat, yang mampu menggerakkan, baik secara positif maupun negatif.


Itulah kenapa bisnis itu memang lebih efektif jika ditularkan bukan sekedar diajarkan. Berkomunitas adalah salah satu contohnya. Magang atau ngenger atau apprentice juga bisa jadi cara. Gak bisa hanya sekali dua kali ketemu langsung bisa.

Dan yang paling utama : pola pikir tidak bisa diajarkan. Padahal hal inilah yang paling krusial, apalagi jika kita pindah kuadran dari pekerja menjadi pengusaha. Maka dengan cara bergaul bersama dengan pengusahalah maka hal itu lebih mudah untuk ditularkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline