Lihat ke Halaman Asli

Eko Heri Susanto

Praktisi Ilmu Komputer Bidang Rekayasa Perangkat Lunak

Dalam Konteks Pendidikan, Terkadang nge-"Prank" Mahasiswa itu Perlu!

Diperbarui: 12 Januari 2022   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Cerita awalnya begini. Di kampus, memang saya diberi amanah untuk memegang Inkubator Bisnis (InBis). Apa itu InBis? adalah lembaga semi otonom yang bertugas menggembleng mahasiswa yang ingin menginisiasi perusahaan rintisan atau lebih dikenal dengan istilah StartUp.

Kebetulan kampus tempat saya mengabdi, jurusannya adalah Ilmu Komputer, dimana salah satu program study-nya adalah Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) atau istilah Inggrisnya Software Engineering. Makanya tidak heran, jika arah StartUp yang dikembangkan anak-anak mahasiswanya juga tidak jauh-jauh dari StartUp Digital.

Di semester ini, kebetulan ada 3 tim startup yang saya bina yaitu :

1. Tim Wlijo yang ide startup-nya adalah membangun platform aplikasi (software) yang digunakan untuk membantu jualan para pedagang sayur keliling.

2. Tim Kriyathor yang ide startup-nya adalah membangun platform toko online yang digunakan untuk membantu jualan para pengusaha UMKM, khususnya UMKM handycraft (kerajinan).

3. Tim Kudhung yang ide startup-nya adalah membangun platform toko online yang digunakan untuk membantu jualan para pengusaha pakaian muslim (jilbab, gamis dsb).

PRANK Babak Pertama.

Para mahasiswa ini saya gembleng mulai bulan Agustus tahun 2021 kemarin, sampai januari 2022 saat ini. Waktu itu mereka saya upgrade dulu skill-nya, karena mayoritas dari mereka lemah sekali kemampuan bahasa pemrograman (coding)-nya. Kok bisa lemah? Karena dampak dari pandemi covid 19 dua tahun ini. Gara-gara kuliah online (daring), maka skill mereka nyaris NOL. Nggak ngerti apa-apa, walaupun posisi sudah disemester akhir.

Tidak tanggung-tanggung, 1 bulan diawal (September 2021), mereka saya bekali ilmu yang sangat rumit menurut versinya programmer. Apa itu? Bahasa pemrograman tingkat rendah atau ASSEMBLER dan bahasa tingkat menengah yaitu BAHASA C. Pasti semua programmer sudah sangat paham, bahwa kedua bahasa ini sangatlah rumit. 

Apalagi assembler yang jelas-jelas instruksinya itu langsung menyentuh instruksi ke processor, memory dan interrupt controller. Jadi instruksinya langsung ke kode mesin. Materi pembelajaran bahasa assembler dan bahasa C, saya unggah di channel Youtube saya ini.

Dibulan yang kedua (oktober 2021), mereka saya bekali dengan ilmu komunikasi data internet. Mereka harus belajar standar TCP/IP. Belajar Request For Comments (RFC). Belajar standard World Wide Web (web server dan web browser). Sampai bisa membuat web server sendiri. Istilahnya adalah "build web server from scratch", menggunakan bahasa pemrograman Python. Materi pembelajaran bagian ini, saya unggak di channel Youtube saya ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline