Lihat ke Halaman Asli

Impian Dari Calon Petani Muda

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saat seorang anak kecil ditanya apa cita-cita mereka terkadang jarang yang menjawab cita-cita mereka menjadi seorang petani/berkebun. Paradigma ini yang saat ini terjadi ditengah tengah kita secara tidak langsung. Seolah profesi bertani atau bekebun hanya sebagai pilihan terakhir bagi mereka ataupun juga kita.

Apa ada yang salah dari profesi ini? Kalau seandainya tidak seorangpun enggan menjadi petani atau berkebun bagaimana kelangsungan kebutuhan pokok kita? Apa kita harus import kebutuhan pokok kita? Atau mungkin import lebih baik daripada menanam sendiri?

Pertanyaan ini yang beberapa bulan lalu membuat “GALAU” (bahasa anak muda) perasaan saya. Dengan berbekal uang seadanya dan paket internet dari indosat saya beranikan diri mencari jawaban dari semua kegalauan hati ini. Saya mulai mencari-cari di internet cara tentang berbagai cara bertanam dan budidaya. Akhirnya saya terpikat dengan cara menanam sistem Agroforesty yang sedang diminati oleh negara-negara maju. Jujur saja saya tidak punya dasar disiplin ilmu tentang pertanian,perkebunan bahkan tentang berhutanan.

Apa itu agroforesty? Agroforestri adalah budidaya tanaman kehutanan (pohon-pohon) bersama dengan tanaman pertanian (tanaman semusim). Pengertian agroforestri seperti di atas merupakan pengertian sederhana karena agroforestri dapat diartikan lebih luas lagi dengan pengabungan sistem budidaya kehutanan, pertanian, peternakan dan perikanan. Agroforestri merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Inggris "Agroforestry" yaitu Agro berarti pertanian dan Forestry berarti Kehutanan. Agroforestri dikenal juga dengan istilah "Wanatani" yaitu gabungan kata Wana berarti Hutan dan Tani atau Pertanian.Ada juga yang mendefinisikan Agroforestri sebagai Suatu metode penggunaan lahan secara optimal yang mengkombinasikan sistem produksi biologis yang berotasi pendek dan panjang, secara bersamaan atau berurutan (suatu kombinasi produksi kehutanan dan produksi biologis lainnya) dengan cara yang dilandasi oleh azas kelestarian, dalam suatu kawasan hutan atau kawasan di luarnya, dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Jadi sebenarnya konsep dari agroforesty modern telah dipakai oleh para leluhur kita terdahulu.

Tujuan saya sederhana sekali bagaimana manusia berhenti merambah hutan karena mempunyai miniatur dari hutan di tanahnya sendiri dan untuk kebutuhan sehari-hari tetap tercukupi. Sebagai proyek percobaan saat gunakan salah satu lahan warisan dari almarhum ayah tercinta yang berlokasi di kota Jember. Seperti yang saya katakan diatas saya hanya bermodalkan internet dari provider indosat dan hanya memiliki uang yang sangat minim sekali bila terjadi salah perhitungan dalam pengeluaran maka bisa dipastikan ongkos untuk ke kota asal akan hilang pula. Coba anda banyangkan apa itu tidak nekad namanya. Sudah tidak punya ilmunya, tidak punya modal uang cukup hanya bermodalkan internet dari indosat.

Di lahan tersebut saya mempunyai impian untuk menanam pohon sengon, pohon cendana, kacang tanah, semanggi, ubi rambat dan budidaya ikan. Singkat cerita saat lahan tersebut siap tanam. Saya memulai dengan menanam bibit pohon sengon yang berukuran hanya 10 cm.Karena saat ini usia sengon belum genap satu tahun maka konsep agroforesty ditunda sejenak menunggu pohon senggon hingga siap menjadi induk inang dari bibit pohon cendana. Lalu disusul dengan menanam kacang tanah,semanggi dan ubi rambat sebagai penyubur unsurnya. Lalu memulai budidaya ikan karena air dari kolam ikan tersebut akan jadi tambahan suplemen sebagi pupuknya namanya juga minimalis dana.

Lewat internet dari indosat saya berharap bisa menambah wawasan kelimuan saya di bidang pertanian dan perkebunan, saling berbagi suka duka tentang agroforesty, mengkampanyekan untuk tidak menebang pohon di hutan dan lebih peduli pada lingkungan sekitar. Dan suatu hari kelak nanti ada seorang anak kecil yang bercerita di depan kelas bahwa cita-citanya menjadi seorang petani. #IwantITnow

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline