Lihat ke Halaman Asli

Eko Firmansyah

Mahasiswa IAI AL-QODIRI JEMBER

Penerapan Pendidikan Akhlakul Karimah dalam Kehidupan Sehari-hari

Diperbarui: 24 Desember 2023   10:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Akhlakul karimah atau akhlak mulia merupakan landasan kokoh bagi terciptanya hubungan baik antara hamba dengan Allah SWT (Hablumminallah) dan hubungan antar sesama manusia (Hablumminannas). Akhlakul Karimah tidak lahir begitu saja dalam fitrah manusia atau muncul secara tiba-tiba. Namun memerlukan proses yang panjang dan diwujudkan sepanjang kehidupan melalui pembelajaran atau pendidikan moral yang sistematis dan menyeluruh yang mencakup 4 dimensi kehidupan manusia yaitu, jasmani, mental, emosional dan spiritual.

Akhlakul karimah yang dikendalikan oleh nilai-nilai agama Islam dapat menjadikan seorang muslim mampu melaksanakan tiga hal berikut:

  • Dalam berinteraksi dengan Allah SWT yaitu dengan iman dan ibadah yang benar disertai akhlakul karimah.
  •  Dalam berinteraksi dengan diri sendiri yaitu dengan bersikap obyektif, jujur, dan konsisten mengikuti manhaj Allah SWT.
  • Dalam berinteraksi dengan sesama manusia yaitu dengan memberikan hak, kepercayaan, memenuhi kewajiban yang diatur dalam hukum Islam.

Dengan keberhasilan dalam menjalankan ketiga hal diatas. Jadi, kita akan mendapatkan kesenangan dari Allah SWT, kesenangan dari diri kita sendiri, dan kesenangan dari sesama manusia. Dan dengan berpegang teguh pada nilai-nilai moral yang dibawa oleh Islam, kita akan mampu meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Pada dasarnya nilai-nilai akhlakul karimah yang dibawa oleh Islam. Jika diterapkan secara konsisten dan penuh rasa tanggung jawab, maka akan mampu menjawab permasalahan yang dihadapi umat Islam saat ini. Baik masalah sosial, politik, maupun ekonomi.

Sejarah menjadi bukti nyata bagaimana umat Islam berada di masyarakat Madinah pada masa Nabi. Ternyata orang yang belum mengetahui adab pada masa itu pun masih mempunyai hati nurani dan memberikan gelar Al-amin yang artinya dapat dipercaya kepada Nabi karena akhlak baik yang dimiliki Nabi. Hal ini menjadi bukti bahwa akhlak manusia akan selalu dicintai umat manusia.

Dalam sejarah kehidupan manusia, permasalahan, konflik, perbedaan pendapat akan selalu hadir. Oleh karena itu, Islam membawa ajaran yang mewajibkan seluruh pemeluknya memiliki akhlakul karimah atau akhlak mulia. Utamakan toleransi di atas konfrontasi, kasih sayang di atas keganasan, simpati di atas kebencian, dan dalam persaingan, kemenangan tidak akan membuat Anda sombong dan kekalahan tidak akan membuat Anda iri. Tapi, yang lebih menarik adalah keberanian

Mengakui kesalahan bukan memutarbalikkan fakta sehingga merugikan orang lain sebagai kambing hitam. Hal ini terjadi karena rasa bangga mengakui kesalahan dia telah selesai. Maka tak heran jika Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:

Artinya: "Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus Allah untuk menyempurnakan akhlak manusia" (H.R. Ahmad)

Bagaimana cara menerapkan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari?

Memang ini merupakan pertanyaan mendasar yang perlu dicermati. Maka, akan timbul tanda tanya besar dalam diri kita. Mampukah kita meneladani perilaku Nabi Muhammad SAW dalam akhlak dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari? Seorang pemikir barat bernama Marianne Williamson dengan indah menyatakan bahwa, "ketakutan kita yang terdalam bukanlah bahwa kita tidak mampu. Sebaliknya, ketakutan kita yang terdalam adalah bahwa kita mempunyai potensi untuk mampu." Mengingat kita adalah makhluk Allah SWT yang terlahir dengan potensi yang luar biasa. Jadi, persoalannya bukan bagaimana memasukkan pemikiran-pemikiran baru tentang akhlakul karimah ke dalam pikiran kita, namun bagaimana kita mampu membuang dan mengoptimalkan pemikiran-pemikiran lama seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 115 

Artinya: "dan kebaikan apa pun yang mereka kerjakan, tidak ada yang mengingkarinya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang bertakwa."

5 prinsip dasar perbuatan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari menurut Abudin Nata:

  • Perbuatan moral merupakan perbuatan yang telah tertanam dalam-dalam pada jiwa seseorang sehingga menjadi kepribadiannya.
  • Tindakan moral adalah tindakan yang dilakukan dengan mudah tanpa berpikir panjang. Artinya pada saat melakukannya yang bersangkutan tidak sadar, yang dimaksud disini adalah perbuatan moral adalah perbuatan yang dilakukan. oleh orang-orang yang berakal dan berakal sehat. Namun, karena tindakan tersebut sudah mendarah daging, ketika ingin melakukannya sudah tidak memerlukan pertimbangan atau pemikiran lagi. Hal ini tidak ada bedanya dengan seseorang yang sudah mendarah daging dan disiplin untuk selalu shalat lima waktu. Sehingga ketika azan datang ia merasa tidak sulit lagi untuk melakukannya, tanpa pikir panjang lagi ia bisa melakukannya dengan mudah dan mudah.
  • Bahwa perbuatan moral adalah perbuatan yang tumbuh dari dalam diri seseorang yang melaksanakannya tanpa adanya paksaan atau tekanan dari luar tindakan tersebut. Moral adalah tindakan yang dilakukan berdasarkan kemauan. Pilihan dan kepuasan menjadi perhatian.
  • Tindakan moral adalah tindakan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, bukan untuk bersenang-senang atau untuk pura-pura. Untuk mengetahui tindakan sebenarnya dapat dilakukan secara berkesinambungan dan berkesinambungan.
  • Perbuatan akhlakul karimah adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar keikhlasan semata-mata karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline