Lihat ke Halaman Asli

Eko Budi Santoso

Pegawai Negeri Sipil

Problem Based Learning (PBL) Tingkatkan Critical Thinking and Problem Solving Peserta Didik Kelas IV SD

Diperbarui: 18 Oktober 2022   23:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi Pembelajaran

Pembelajaran Abad-21 ditandai dengan Student Center Learning (SCL) yang berfokus pada pengembangan empat keterampilan (4C), yaitu: communication, collaboration, critical thinking and problem solving, dan creativity and innovation

Berkaitan dengan critical thinking and problem solving, bukanlah tentang seberapa banyak informasi yang dimiliki oleh seseorang. Bahkan belum tentu seseorang yang memiliki ingatan yang begitu baik dan tahu begitu banyak fakta memiliki dengan critical thinking and problem solving dalam dirinya. 

Namun dengan critical thinking and problem solving adalah sebuah pola pikir untuk mengetahui bagaimana konsekuensi terhadap apa yang mereka tahu. 

Mereka yang memiliki kemampuan berpikir ini biasanya akan lebih tahu bagaimana memanfaatkan informasi yang diterima sebagai metode penyelesaian sebuah masalah. Selain itu mereka juga bisa mencari informasi yang relevan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan Abad-21 khususnya critical thinking and problem solving adalah Problem Based Learning (PBL) atau biasa dikenal dengan pembelajaran berbasis masalah. 

Pada model tersebut terdapat sintaks pembelajaran yang dapat digunakan untuk menstimulus critical thinking and problem solving peserta didik. Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu bentuk peralihan dari paradigma pengajaran menuju paradigma pembelajaran, jadi fokusnya adalah pada pembelajaran peserta didik dan bukan pada pengajaran guru. 

Beberapa permasalahan di dunia pendidikan antara lain: (1) proses pembelajaran yang terlalu berorientasi pada penguasaan teori dan hafalan, menyebabkan penalaran peserta didik kurag berkembang; (2) tuntutan kurikulum yang membebankan sehingga pembelajaran kurang kontekstual dengan lingkungan sekitar; (3) kurang monitoring terhadap mutu pendidikan; (4) profesionalisme guru (Indraswati, 2020).

Menurut Dewi (2020), Problem Based Learning (PBL) dipusatkan kepada masalah-masalah yang disajikan oleh guru dan peserta didik menyelesaikan masalah tersebut dengan seluruh pengetahuan dan keterampilan mereka dari berbagai sumber yang dapat diperoleh. 

Masalah tersebut dipertemukan pertama-tama pada proses pembelajaran di kelas. Pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. 

Hal tersebut mengidikasikan bahwa Problem Based Learning (PBL) pada dasarnya dapat dijadikan sebagai mediator dalam pengembangan berpikir kritis pada peserta didik. Penerapan model pembelajaran yang tepat berkaitan erat dengan pengembangan berpikir kritis pada peserta didik. 

Dalam memperoleh informasi dan mengembangkan konsep-konsep pembelajaran, peserta didik belajar tentang bagaimana membangun kerangka masalah, mencermati, mengumpulkan data dan mengorganisasikan masalah, menyusun fakta, menganalisis data, dan menyusun argumentasi terkait pemecahan masalah, kemudian memecahkan masalah, baik secara individual maupun dalam kelompok. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline