Lihat ke Halaman Asli

Eko Bagus S

Mahasiswa

Pentingnya Peran Pemerintah Memberikan Literasi Pencegahan DBD kepada Masyarakat

Diperbarui: 23 Januari 2024   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber news-medical.net

                

Demam Berdara Dengue (DBD) adalah penyakit yang menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui Vektor nyamuk dari spesies Aedes Aegypti atau Aedes alboqictus.                                                         

Mengapa Penyakit Endemi DBD sangat berbahaya ?
Menurut WHO (World Healty Organization), penyakit ini sering dijumpai di negara yang beriklim tropis atau subtropis. Terutama Indonesia, menurut Data Kementrian Kesehatan dari tahun 2020 sampai tahun 2021 Jumlah Kasus DBD pada 2020 sebanyak 15.819 kasus dan di tahun 2021 terjadi penurunan menjadi 354 kasus, sedangkan kasus kematian pada tahun 2020 sebanyak 121 dan 2021 penurunan kematian sangat berubah menjadi 5 Orang .

Fase orang yang mengalami penyakit Endemi DBD
           Orang yang terkena Demam Berdarah bisa tidak menunjukan gejala sama sekali, dan jika terdapat gejala itu paling hanya demam, tetapi ada juga beberapa orang mengalami infeksi berat sampai membuat gangguan pada kejiwaan,
Lalu yang kedua Fase Demam, orang yang berada di Fase ini suhu tubuh bisa naik dan mencapai 40 derajat celcius dalam waktu 2-7 hari, selain itu bisa muntah-muntah, sakit kepala, nyeri otot yang mengarah ke tulang dan sendi, lalu badan lemas dan mengalami sakit tenggorokan.

           Ketiga, Fase Kritis. Dalam fase ini orang akan mengalami hal yang sama seperti fase kedua yaitu suhu tubuh menurun tetapi bedannya di sini adalah ada potensi kebocaran plasma darah pendarahan di tubuh termasuk pada hidung dan gigi bahkan bisa juga memicu syok dan membuat nyawa orang bisa terancam.

           Setelah melewati fase kritis, yang terakhir adalah Fase Pemulihan. Dimana kejadianya ini berlangsung selama 48-72 jam.  Jadi meskipun dianggap sebagai Fase Pemulihan orang yang sesudah melewati masa kitis belum dianggap sepenuhnya aman, karena hal yang terpenting perlu diawasi adalah cairan tubuh, tidak boleh kurang ataupun lebih. Biasanya orang yang pergi ke dokter akan di perintahkan untuk banyak-banyak minum air putih dan istrirahat total, atau tidak biasanya juga diberi infus supaya menjaga kestabilan tubuh.

Tindakan pemerintah untuk mencegah Endemi DBD

Untuk mencegah penyebaran penyakit ini pemerintah perlu memberikan solusi kepada masyarakat salah satunya adalah dengan memberikan Literasi mengenai bahayanya penyakit DBD dengan melakukan Sosialisasi dan edukasi melalui media komunikasi seperti Brosur, dan Membuat Poster.                                                                                                                                                                                                                                               Dan pemerintah juga bisa membuat Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan abatisasi  supaya megurangi populasi nyamuk Aides Agyepti yang merupakan penyebab dari penyakit ini.  Selain itu pemerintah juga memberikan Informasi mengenai gejala dan cara pencegahan DBD, dengan menghindari genangan air, memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh , dan menggunakan obat anti nyamuk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline