Adalah benar bahwa Israel sebagai negara dibentuk oleh gerakan Zionist, tapi jika menengok pada sejarah terbentuknya zionisme, fakta itu bukan berarti bahwa Yahudi adalah Zionist. Ada dua elemen besar dalam hal ini yang membagi masyarakat Yahudi menjadi:
- Yahudi Ortodoks terdiri dari para agamawan (rabi) yang meyakini bahwa negara Israel belum saatnya didirikan. Mereka selama ini tinggal di tanah Palestina, turun temurun hidup di sana, damai berdampingan dengan orang Arab (Islam), menjalankan ibadah agamanya. Menurut kelompok ini hanya Sang Messiah lah yang kelak pada akhir jaman akan diperintah Tuhan untuk mendirikan kembali kerajaan (negara) Israel di Tanah Palestina.
- Yahudi Sekuler dalam berbagai diasporanya di luar negeri. Pandangan ortodoks juga ada dalam kelompok ini, tapi dominannya pragmatis sekuler. Zionisme didirikan oleh diaspora sekuler ini untuk merespon banyaknya sikap antisemit di seluruh dunia, terutama Eropa. Menurut kelompok ini Sang Messiah telah hadir dalam bentuk Zionisme itu sehingga sudah saatnya kerajaan (negara) Israel didirikan kembali di Tanah Palestina
Maka jelas bahwa elemen Yahudi Ortodoks yang juga menentang keras pembentukan negara Israel itu tidak bisa disebut Zionist. Istilah zionist tidak ada dalam kitab Torah (Taurat) mereka, kata Zion itu sendiri adalah nama sebuah bukit di tanah Palestina yang diyakini sebagai kampung halaman bangsa Israel.
Yahudi ini unik dalam arti dia merujuk pada nama bangsa, sekaligus merujuk pula pada nama agama, sehingga ketika muncul ideologi zionisme terjadilah generalisasi, bahkan stereotyping, yang menyesatkan. Ketika elemen diaspora kembali ke tanah Palestina dengan terang-terangan membawa misi mendirikan negara, terjadilah ironi: munculnya zionisme disebabkan oleh sikap antisemit di Eropa, tapi misinya mendirikan negara di Tanah Palestina memunculkan antisemit baru, di Timur Tengah khususnya dan dunia Islam pada umumnya. Bedanya Eropa sekarang mendukungnya, jika sepanjang abad-abad pertengahan hingga menjelang akhir Perang Dunia II antisemit masih mewarnai berbagai kebijakan resmi negara, sekarang antisemit di Eropa sudah bukan mainstream lagi dan tereduksi menjadi rasialis semata.
Dalam artikel terkait berikut ini saya menulis lebih lengkap tentang latar belakang historisnya
Artikel Terkait: