Lihat ke Halaman Asli

Quick Count: Bodoh Boleh, Bodohi Orang Jangan — Dialog Imajiner

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14055019171421398543

[caption id="attachment_348102" align="alignnone" width="620" caption="Pasangan Capres-Cawapres, by adaterus.com"][/caption]


APAKAH JOKOWI-JK TERLALU DINI MENDEKLARASIKAN KEMENANGANNYA?


Pada periode I Obama, senator Mc Cain justru menggunakan hasil quick count untuk MENGAKU KALAH lalu memberi ucapan selamat beberapa jam SEBELUM kubu Obama deklarasi kemenangan, pada posisi suara masuk sekitar 80%.


Lain halnya kubu Capres No.1, pada awalnya mereka bilang kenapa tidak menunggu real count KPU, belakangan mereka latah bikin deklarasi kemenangan bermodalkan laporan lembaga survei abal2.


LALU BAGAIMANA TENTANG MENUNGGU REAL COUNT KPU?


Oke, coba jawab pertanyaan berikut ini yang saya buat menggunakan alur pikir seperti itu:


Jika anda disuruh untuk dalam waktu dua minggu meneliti apakah rakyat Puas atau Tidak Puas terhadap hasil implementasi kebijakan tertentu, bagaimana anda melakukannya?


A. Bertanya kepada 250 juta rakyat Indonesia satu per satu (analogi real count KPU)


B. Menggunakan ilmu statistik random sampling dengan katakanlah 2000 responden sebagai sampelnya (analogi quick count)


Coba itu dijawab.


TAPI MEREKA BILANG QUICK COUNT TIDAK VALID SEBAB SAMPELNYA TIDAK LEBIH DARI 1 PERSEN?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline