Lihat ke Halaman Asli

Eko Abu Nizham

Guru SMKN 1 Muara Teweh

Gurunya Guru 2

Diperbarui: 5 Oktober 2023   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

BAB 2

Tidak sampai 10 hembusan napas setelah kedatangan wakil Sep, muncul sesosok tubuh tinggi dan besar. Memasuki ruang aula kepala perguruan dengan langkah yang berat dan getarannya dapat dirasakan oleh kepala Li dan wakil Sep. Dengan menahan tekanan yang ditimbulkan oleh kedatangan wakil Her menandakan selama tidak menghadap kepala beberapa waktu, level wakil her telah naik satu tingkat menjadi level empat Pembina. Akibatnya wakil Sep yang satu tingkat dibawah wakil her masih merasakan detakan jantung yang terpicu lebih cepat, namun usia wakil sep yang lebih muda menjadi kelebihan lain dari wakil her.

"ha...ha... wakil her menghadap kepada kepala Li" terdengar suara wakil her yang berat. Sambil memberi hormat kepada kepala Li. "Ah..., rupanya wakil her telah naik menjadi level empat Pembina, saya ucapkan selamat atas pencapaiannya wakil her". Sahut kepala Li menyambut kedatangan wakil her.

"pencapaian yang tidak seberapa kepala Li, agak lambat .... mungkin disebabkan oleh faktor usia", jawab wakil her. "saya rasa wakil her hanya merendah,"  menimpali wakil Sep sambil mengusap janggut lebat pendek yang berada dibawah dagunya. "terima kasih-terima kasih wakil sep atas perhatiannya", kembali wakil her menjawab.

"Mohon maaf terlambat kepala Li", terdengar suara dengan tenaga level empat Pembina tingkat 1 terdengar diruang aula kepala perguruan. Serentak mereka bertiga kepala Li, wakil Sep dan wakil her menoleh kearah suara tersebut. Ternyata wakil Ma yang datang dengan ringan melangkahkan kakinya mendekat kepada wakil sep dan wakil her, sambil memberikan hormat kepada kepala Li.

"Belum terlambat wakil Ma, kami baru berbincang ringan saja, belum dimulai", menyahut kepala Li sambil membalas hormat kepada wakil Ma. "berarti kita masih harus menunggu wakil Lis yang belum datang, sambung kepala Li". "Maaf kepala Li, menyahut wakil Sep. wakil Lis belum datang dari perjalanannya yang kemaren sudah menyampaikan ijinnya keluar dari perguruan karena suatu urusan keluarga". "Oh, rupanya wakil Lis belum datang, kalau begitu pertemuan ini bisa kita mulai, bagaimana menurut wakil semauanya?, lanjut kepala Li.

Serempak ketiga wakil menjawab pertanyaan kepala Li. "Kami meminta petunjuk kepada kepala Li" sambil memberikan penghormatan agar kepala Li dapat memulainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline