Kenalkan, Eko Tamba disini. Domisili di Salemba (Jakarta Pusat) , sementara kantor di Pondok Pinang (Jakarta Selatan). Sudah hampir 2 tahun join di @nebengers, sebuah komunitas berbagi kendaraan dengan semangat kolaborasi dalam transportasi. Sudah lebih dari sebulan (mulai 5 November) nebeng rutin dengan Mas Doni (@DAlexandro) dari Kramat Sentiong ke Pondok Pinang. Kenalnya ya dari rute-rute yang diposting di @nebengers. Sebelumnya juga belum pernah ketemu.
Sebelum nebeng rutin dengan Mas Doni, biasanya ke kantor naik Trans Jakarta. Dari Halte Salemba UI transit di Harmoni, terus naik yg ke Lebak Bulus. Waktu tempuh 2 jam lebih. Yang sehari hari menggunakan moda transportasi ini pasti sudah bisa membayangkan rasanya. Apalagi Bus jurusan PGC-Harmoni yang sangat minimalis. Minim datangnya dan minim kualitasnya. Bayangkan di bus kita dituntut punya ilmu melangsingkan badan, atau melenturkan badan, atau sekalian ilmu mencair biar lebih fleksibel di dalam bus. Pernah harus bergaya kayang, tangan ke belakang megang kursi ketika berdiri dibagian belakang bus. Ajaib memang. Begitulah wajah transportasi umum kita.
Kembali lagi ke cerita nebeng. Nebeng ke Mas Doni luar biasa. Berangkat kerja bisa agak siangan dan ga terburu buru. Dan pastinya sangat nyaman. Disupirin pula (asik asik joss). Sebelum rutin nebengin saya, biasanya Mas Doni dan Mba Ria (istrinya) biasanya memakai jasa joki untuk bisa melewati jalur three in one. Sekarang, saya lah sang joki tersebut. Hihi
Soal share, ( Oia share itu adalah sebuah kesepakatan antara si pemberi tebengan dan pencari tebengan akan memberikan apa sebagai “balas jasa” udah diberi tebengan). Dulu pas pertama kali nebeng, bawain minuman dingin. Hari berikutnya bawain biscuit. Mas Doni mah nyantai aja. Doi bilang ga perlu share juga gpp. Tapi yg namanya saya “numpang” juga tau diri kan. Hehe. Sebenarnya bukan jadi beban bagi saya. Namun malah senang. Jadi apa yang saya share ke mas doni adalah wujud nyata ungkapan terima kasih yang sebesar besarnya ditebengin setiap hari. Selain minuman dingin, saya pernah share sticker nebengers, share mug nebengers, share buah potong, susu beruang, share puding kurma, share puding jagung, share anggrek, share biaya joki (karena pernah cuma berdua).
Share Puding Jagung
Soal puding kurma dan pudding jagung, saya masak dimalam hari loh. Jadi bisa bayangin kan, sampai kost dari kantor jam 7an malam. Masih disempat sempatin masak puding biar bisa dibawa pas pagi harinya. Luar biasa.
Jika ada pertanyaan soal apakah yg saya share itu jika dinominalkan tidak merugikan saya seandainya dibandingkan dengan biaya transport yang saya keluarkan. Biaya transport pergi kantor biasanya hanya 6500 (Tarif TJ + angkot ke kantor). Secara matematis nominal yang saya share pasti lebih besar dari ongkos transport sehari hari. Jauh. Tetapi saya berpikir, bahwa nebengers bukan soal kalkulasi untung rugi. Ada nilai yang jauh lebih penting. Ketemu teman dan keluarga baru, mengobarkan semangat berbagi kendaraan mengurangi kemacetan. Mas doni yang #beritebengan ikhlas, saya jauh lebih ikhlas ngeshare nya. Bahkan merasa bersalah kalau ga bisa ikutan nebeng pagi ke kantor. Tiap saya share makanan pakai tempat, besoknya Mba Ria balikin tempatnya ke saya dengan bonus isi didalamnya. Pernah diisiin rendang, pernah juga roti selai madu.
Share Buah Potong, malah dibagi Roti Selai Madu, tempat puding kapan hari.
Udahlah nebeng, disopirin, dapat rendang pula. Dimana coba, kalau bukan di nebengers. Dan Mas doni juga ga pernah minta share. Bahkan saya juga sering ga share apa apa (maafkan mas don, hehe). Pernah seminggu ga share apa apa.
Berhubung Mas Doni pulangnya agak malam, jam 18.30, pulang kantor saya juga sering nebeng ke Kak Ayu (@april_ay). Doi baik bingits. Saya nebeng dari Pondok Indah – Menteng. Kak Ayu berkantor di Pondok Indah, rumah di Gunung Sahari. Rute #BeriTebengan Gunung Sahari-Pondok Indah 3 seat. Klo nebeng sama kak Ayu juga jarang share. Paling cuma ngakak bareng di mobil sambal nikmati jalanan. Luar biasa.
Nebeng juga bukan soal irit-iritan. Tetapi juga soal berbagi kebahagiaan. Apalagi ditengah kondisi transportasi umum kita yang memprihatinkan. Nebengers jadi solusi, dari pada ngantri Bus Tj di harmoni, berkurang kebahagiaan, hilang masa depan. Kebayangkan kalau kita naik angkutan umum (Bus Tj atau Kereta), dorong dorongan, bawaannya pengen marah, ngumpat. Belum lagi keringatan, kucel. Sampai kantor malah lelah dan males. Bisa ga produktif. Secara tidak langsung akan berpengaruh pada performa kerja dan situasi jiwa (mood) selama seharian itu. Kalau nebeng? Kita ada teman ngobrol sambal macet macetan. Ketawa ketiwi. Cerita ngalor ngidul ga karuan. Pokoknya seru deh. Semua itu ga ternilai harganya jika dirupiahkan. Apalagi kita yang tinggal di kesemrawutan ibukota, pasti berburu kebahagiaan. Nah, bahagia itu sederhana.
Mas Doni dan Mba Ria (Depan), Saya dan Kak Ayu (Blkg). Share Anggrek
Masih banyak hal lain yang bisa kita dapatkan dengan berpartisipasi di @nebengers. Teman baru. Jodoh bahkan. Berbagi info pekerjaan, info diskonan, kondisi cuaca, situasi jalanan, sampai harga harga dipasaran. Nebengers memang luar biasa. Yang belum pernah dapat tebengan/nebengin walau sudah sering posting, jangan lelah gaiss. Toh saya setelah setahun lebih kok baru dapat tebengan rutin. Posting rute aja setiap hari, toh ngetweet ga bayar kan. Kali aja di ujung sana, ada orang yang juga sedang menanti bantuan anda. Tak kenal maka tak nebeng.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H