Dalam buku Seni Mengarang Cerita Pendek, Abdullah Masrur menuliskan bahwa minat adalah bakat. Semakin tinggi minat seseorang, semakin tinggi pula kadar bakat yang dimilikinya. Dengan demikian, berlatih dengan tekun bisa membentuk bakat.
Ketika bertemu dengan orang-orang yang memiliki sekian banyak ide dan menurut saya layak untuk dibukukan, saya biasanya bilang, “Mengapa tidak ditulis saja jadi sebuah atau bahkan beberapa buah buku?”
Apa jawab mereka? “Saya tidak berbakat jadi penulis.”
Nah! Apa boleh buat. Meskipun begitu banyak ide yang layak menjadi buku, tak satu pun dari sekian banyak ide tersebut akhirnya bisa benar-benar menjadi buku karena terbentur pada sebuah keyakinan yang keliru, yaitu untuk menjadi penulis syarat pertama yang harus dimiliki adalah bakat.
Soal bakat, saya cenderung mengatakan tidak mutlak harus ada dalam diri seorang penulis. Menurut Abdullah Masrur, kunci utama menjadi seorang penulis adalah dengan cara berlatih terus tanpa mengenal putus asa. Jika karangan Anda tak diterima oleh sebuah media massa, Anda tak perlu putus asa dan menganggap diri Anda tidak berbakat.
Ya, Anda tak perlu mengutuk diri sendiri jika tulisan Anda belum dimuat. Mungkin tulisan Anda hanya tidak atau belum sesuai dengan visi serta misi media yang bersangkutan. Sekali lagi, tulisan Anda tidak dimuat bukan karena tulisan Anda buruk dan Anda tidak berbakat jadi penulis. Sama sekali bukan mutlak karena hal itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H