Lihat ke Halaman Asli

Trotoar di England

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1382205129721584202

Beberapa waktu yang lalu, media memberitakan bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta melakukan pembenahan terhadap trotoar di Jakarta. Diberitakan bahwa pembenahan besar-besaran akan dilakukan dan pada tahun 2014 seluruh ruas jalan di DKI Jakarta telah memiliki trotoar. Berita lain juga menyebutkan bahwa, di beberapa ruas jalan, pembenahan trotoar telah dilakukan dan berlanjut hingga saat ini. Salah satu ruas jalan dimaksud adalah Jalan Gatot Subroto. Beberapa link mengenai hal tersebut dapat dilihat di sini, di sini, di sini, dan di sini.

Masih terkait dengan pembenahan trotoar di DKI Jakarta tersebut, media juga memberitakan beberapa kritik terkait bentuk-jadi trotoar hasil pembenahan. Hal ini, misalnya, adalah jalur bagi pejalan kaki dengan keterbatasan penglihatan yang menabrak tiang listrik serta bentuk ujung trotoar yang tidak landai. Hal pertama, masih menurut warta yang ada, berpotensi bahaya bagi pejalan kaki dengan keterbatasan penglihatan. Hal kedua, juga masih menurut berita yang ada, tidak kondusif bagi pengguna kursi roda.

Paragraf-paragraf berikutnya di dalam tulisan ini juga hendak bercerita serba-sedikit mengenai trotoar. Namun bukan trotoar yang berada di DKI Jakarta ataupun di daerah-daerah lainnya di Indonesia, melainkan trotoar di beberapa kota di England di atas mana saya pernah mengayunkan langkah (saya lebih memilih untuk menggunakan England daripada, misalnya, Inggris, karena nama yang terakhir, bagi saya, membingungkan. Dengan menyebut England, maka jelas saya tidak bermaksud bercerita mengenai Skotlandia ataupun Wales ataupun Irlandia Utara, tiga wilayah lainnya – di samping England - yang juga merupakan bagian dari United Kingdom (UK)).

Meski demikian harus saya sampaikan pula bahwa apa yang tertulis bisa jadi tidak memberikan gambaran keseluruhan terhadap kondisi trotoar di England, mengingat paparan tersebut hanya berkaitan dengan trotoar di 3-4 kota di England. Trotoar yang dipaparkan di sini juga hanya berkaitan dengan trotoar di pinggir-pinggir jalan, dan bukan area jalan-kaki yang menjadi penghubung bangunan-bangunan bisnis di pusat-pusat kota di England (sebagaimana terlihat di foto 1 di bawah ini). It is merely a matter of representativeness, mate. Statistical-related things, they actually are.

Baik, inilah yang ingin diceritkan oleh salah satu “korban” Vicky Prasetyo ini he he he.

Lebar dan ketinggian trotoar

Trotoar di England memiliki lebar yang beragam, namun nampaknya terdapat pola umum: semakin banyak orang yang menggunakan fasilitas trotoar, semakin lebar trotoar yang bersangkutan. Pola tersebut bahkan berlaku untuk trotoar yang sama pada ruas yang berbeda. Secara iseng saya pernah mengukur lebar trotoar di depan rumah kami, dan saya dapatkan angka kurang lebih 180 cm. Trotoar yang berlokasi di dekat lampu lalu-lintas tidak jauh dari Sainsburys, sementara itu, jauh lebih lebar. Memang, trotoar di depan rumah kami hanyalah berfungsi untuk berjalan kaki. Trotoar di dekat Sainsburys, di samping dikelilingi oleh tempat-tempat bisnis dan perempatan besar, juga merupakan lokasi dari dua buah halte bus dari beberapa rute bus yang berbeda. Hal ini juga dapat kita temui di kota-kota lainnya, sebagaimana dapat dilihat di foto 1, 2, 3, dan 4 di bawah ini.

[caption id="attachment_286259" align="aligncenter" width="504" caption="Foto 1. Trotoar di dekat Wisma Merdeka, London (dok. Septin)"][/caption] [caption id="attachment_286261" align="aligncenter" width="504" caption="Foto 2. Trotoar di tengah keramaian di pusat kota London (dok. Septin)"]

1382205164107399927

[/caption] [caption id="attachment_286263" align="aligncenter" width="336" caption="Foto 3. Salah satu trotoar di Warwick (dok. Septin)"]

1382205195259558688

[/caption] [caption id="attachment_286264" align="aligncenter" width="504" caption="Foto 4. Trotoar lain di Warwick (dok. Septin)"]

13822052291492088035

[/caption]

Berikutnya adalah mengenai tinggi trotoar. Beranjak dari pengamatan sekilas, saya berkesimpulan bahwa trotoar di England memiliki ketinggian yang relatif sama. Secara iseng saya pernah melakukan pengukuran terhadap ketinggian trotoar di depan kontrakan kami, dan saya peroleh angka kurang lebih 10 cm. Nampaknya pada kisaran angka itu pula ketinggian umum berbagai trotoar yang pernah saya amati (silakan simak foto 5). Perkecualian adalah beberapa titik yang memang dibuat landai (sebagaimana pernah saya tulis di kompasiana - dan ini linknya - maupun akan saya paparkan di bagian selanjutnya dari tulisan ini). Entah apakah maksud angka tersebut – dan bukan angka yang lebih besar sebagaimana sekilas dapat diamati dari sebagian trotoar di Indonesia -, namun yang jelas tidak jarang saya jumpai mobil yang terparkir dengan kedua roda depan-belakang pada salah satu sisi mobil dinaikkan ke atas trotoar (silakan lihat foto 10 di bagian akhir tulisan ini). Hal parkir-mobil tersebut, tentu, saya dapati di ruas-ruas jalan di mana di atasnya dibolehkan dilakukannya parking on street. O ya, sebagai tambahan, berkendara di England (dan di UK secara umum) dilakukan pada sisi kiri jalan, persis dengan aturan berkendara di negara kita.

[caption id="attachment_286267" align="aligncenter" width="504" caption="Foto 5. Trotoar di depan rumah kami, tingginya kurang lebih 10 cm (dok. Eko)"]

13822052891374900542

[/caption]

Perpotongan trotoar-akses masuk bangunan

Trotoar di England, sebagaimana trotoar di negara kita, tidak jarang harus berpotongan dengan jalan masuk ke sebuah bangunan/ rumah. Dalam hal terjadi perpotongan demikian ini, alih-alih dibuat terputus, trotoar di England dibuat melandai. Mungkin perpotongan-perpotongan tersebut dibuat demikian karena memertimbangkan ragam kondisi penggunanya. Memang, tidak semua pengguna trotoar di England bebas dari keterbatasan fisik. Banyak pula pengguna trotoar di England yang beraktivitas dengan mengajak serta bayinya dengan menggunakan kereta dorong, membawa trolley belanjaan, maupun menyeret koper besar.

Foto 6 di bawah ini memberikan gambaran mengenai landainya perpotongan trotoar-akses masuk di atas.

[caption id="attachment_286269" align="aligncenter" width="504" caption="Foto 6. Sebuah contoh perpotongan trotoar dan akses masuk sebuah rumah (dok. Eko)"]

1382205377303944550

[/caption]

Trotoar sebagai jalur sepeda

Sejauh yang saya amati, tidak terdapat pola tunggal di dalam hal penyediaan fasilitas di jalan bagi pengguna sepeda. Tidak jarang pengguna sepeda “disamaratakan” dengan pengendara kendaraan bermotor, namun sering pula saya jumpai adanya jalur khusus di jalan bagi pesepeda. Nah, pola ketiga yang juga sering saya jumpai adalah dibolehkannya pesepeda untuk “naik” ke atas trotoar. Untuk yang terakhir ini, terdapat dua sub-pola: (1) trotoar diperuntukkan semua penggunanya tanpa pembedaan, dan (2) terdapat jalur khusus bagi pesepeda.

Foto 7, 8, dan 9 di bawah ini, semoga, memberikan lebih banyak penjelasan tentang hal di atas.

[caption id="attachment_286271" align="aligncenter" width="504" caption="Foto 7. Jalur sepeda di Loughborough (dok. Eko)"]

1382205419313635918

[/caption] [caption id="attachment_286273" align="aligncenter" width="504" caption="Foto 8. Trotoar bagi pejalan kaki dan pesepeda di Loughborough (dok. Eko)"]

1382205444276594472

[/caption] [caption id="attachment_286274" align="aligncenter" width="504" caption="Foto 9. Contoh dipisahkannya jalur bagi pejalan kaki dan bagi pesepeda di atas trotoar di Dudley (dok. Eko)"]

13822054741539147074

[/caption]

Permukaan trotoar

Di England, terdapat setidaknya tiga jenis permukaan trotoar yang saya amati. Yang pertama, permukaan trotoar yang beraspal. Yang kedua, trotoar yang terbuat dari block paving. O ya, tidak jarang permukaan-permukaan trotoar tersebut – apa pun jenisnya – bergelombang ataupun tidak rata. Trotoar yang memisahkan kampus University of Birmingham (UoB) dengan pom bensin, Tesco maupun Victoria Hall (yang terakhir ini adalah semacam asrama mahasiswa milik kampus UoB), misalnya, dapat dikatakan mulus. Mungkin karena ruas trotoar tersebut belum terlalu lama dibangun. Trotoar di depan rumah kami yang terbuat dari block paving, sementara itu, memiliki permukaan yang tidak rata. Satu-dua kali, pernah, anak saya terjatuh karena terantuk permukaan block paving yang sedikit “nongol” demikian itu. Contoh lain permukaan trotoar dari block paving yang tidak rata – lebih persisnya, bergelombang – saya dapati di Dawlish Road (lihat foto 11 di bagian akhir tulisan ini), hanya beberapa meter dari rumah kontrakan kami.

(Tidak) bebas-pohon, (tidak) bebas-tiang

Di dalam salah satu pemberitaan, diwartakan bahwa banyak trotoar di Indonesia yang di permukaannya “tertanam” tiang ataupun pohon. Saya pun pernah menjumpai hal demikian itu, termasuk trotoar yang di tengah-tengahnya ditanami pohon baru.

Perihal tiang di didirikan di atas trotoar, kondisi di England ternyata – sekali lagi - relatif sami mawon. Silakan lihat foto 10 di bawah ini, misalnya. Perbedaanya, barangkali, “nongolnya” tiang-tiang tersebut adalah di pinggir trotoar, bukan di tengah sebagaimana sering kita dapati di trotoar-trotoar di Indonesia.

[caption id="attachment_286276" align="aligncenter" width="504" caption="Foto 10. Tiang lampu penerang jalan di atas trotoar di depan kontrakan kami di Birmingham (dok. Eko)"]

1382205509383794045

[/caption]

Hal demikian juga berlaku bagi pohon. Dengan kata lain, tidak jarang juga dapat dijumpai adanya pohon yang “nampang” di trotoar. Bedanya, lagi-lagi, pohon-pohon tersebut terletak di tepian trotoar. Bila menilik besarannya, pohon-pohon tersebut juga memiliki usia yang relatif tua. Foto 11 di bawah ini memberikan gambaran mengenai hal tersebut.

[caption id="attachment_286277" align="aligncenter" width="504" caption="Foto 11. Pohon di tepi trotoar di Dawlish Road. Perhatikan juga permukaan trotoar yang tidak rata (dok. Eko)"]

1382205540366570063

[/caption]

Demikian serba-sedikit mengenai trotoar di England. Mudah-mudahan, meski sedikit, dapat bernilai informasi bagi rekan-rekan Pembaca.

Selamat berakhir pekan bersama dengan orang-orang terdekat.

***oooOOOooo***

SO, 19/10/13




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline