Lihat ke Halaman Asli

Ahok dan Veronica, Sang Pemilik Ratusan Hektar Sawit Medan yang Saya Kenal

Diperbarui: 9 Januari 2018   22:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Suatu hari Ahok bergegas masuk ke ruangan Humas dan Protokol, tak ada telpin Kabag Humas atau memanggilnya terlebih dahulu ke ruangan Bupati. Kabag Humaspun terkaget-kaget karena sang Bupati tiba-tiba sudah duduk tanpa disilahkan di kursi staf, dan tergopah-gopah beliaupun menghampiri sang Bupati. "Pak, ada yang bisa saya bantu?" ujarnya diplomatis. 

Pak Ahok senyum sembari mengitari pandangan ke seluruh ruangan Bagian Humas dan staff yang berada di ruanganpun seakan terhipnotis, berhenti bekerja, fokus menatap ke sang Bupati. "Saya butuh staf di ruangan Bupati depan, saya tunjuk dia ya.." ujar Ahok sembari menunjuk saya. 

Sang Kabag Humas nampak gusar, segera mendekat dan pelan berkata ke Ahok "Pak, yang bpk tunjuk itu honorer, PTT, bisa saya rekomendasikan yg PNS saja utk di front desk ruangan Bapak?" Ahok tampak geram dan berkata lantang "Bupatinya kamu apa saya? Saya mau dia ya sudah, dia bukan yang lain. Segera proses ujar Ahok setengah bersorak. 

Tak butuh waktu lama, saya segera berpindah ruangan ke bagian depan ruangan Bupati, di SK tetap sebagai Staf bagian Penyaringan Informasi namun keren karena berada di ruangan Bupati. Ruangan disebut keren karena penuh makanan disamping full wifi kecepatan tinggi, kawan-kawan di bagian umum menyebutnya ruangan istimewa karena kulkasnya gak pernah kosong, dari susu beruang hingga susu lainnya ada di kulkas, anggur dan buah lainnyapun komplit, apalagi cuma sekedar kue kalengan kering bertopi pengawal kerajaan Inggris yang ada dusnya itu berjajar rapi siap dinikmati. 

Suatu hari, pakaian Linmas pak Bupati Ahok dinyatakan siap ukur, penjahit pun didatangkan untuk mengukur seragam beliau. Tiba-tiba kami dipanggilnya dan berkata ke penjahit itu "Tolong sekalian ukur baju mereka, samakan dgn baju saya dan itu anggaran kan masih juga sisa kalau utk bikin baju mereka".  Saya yg merasa bajunya lusuh, hanya honorer pun kemudian bisa menikmati pakaian standar Bupati yang bahkan kepala Dinas tidak memilikinya. 

Ini kisah nyata saat Bpk Ahok masih menjadi Bupati Belitung Timur dulu. Tak ada saya bermaksud mendewakannya, hanya berkisah, kisahnya tak seberapa besar berpengaruh untuk republik yang kita cintai ini, hanya kisah kecil tentang pak Ahok yang saya kenal. 

Saat ini Ahok ngetop lagi karena ada info mau menggugat cerai bu Veronica, istrinya. Pak Ahok telah melayangkan gugatan cerai dan itu benar adanya, infonya nomor perkaranya 10/Pdt.G/2018 tanggal 5 Januari 2018 sebagaimana ditandaskan Josefina seperti diwartakan Kompas.com. 

Bu Vero yang saya kenali bukan tokoh politik, bahkan anti politik. Pimpin rapat ibu-ibu PKK saja susah pak Ahok membujuknya. Bu Vero adalah pengusaha yg punya ratusan hektar sawit di Medan ini sebenarnya sangat sayang suaminya, Ahok. Tapi waktu Pak Ahok bersamanya memang dari dulu, nyaris tak ada. Jika muncul gugatan itu saya tak kaget, dan juga tak mencampuri ranah privat beliau. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline