Siapapun yang menonton pertandingan laga pertama timnas Indonesia melawan Iran patut kecewa. Berhasil menahan imbang 0-0 di babak pertama, timnas kebobolan 3 gol pada babak kedua. Melihat proses terjadinya gol pertama dan kedua Iran oleh Javad Nekounam melalui sundulan kepala jelas menunjukkan kelemahan lini belakang timnas Indonesia. Postur tubuh pemain timnas menjadi kendala ketika menghadapi lawan-lawan dari kawasan Timur Tengah.
Untuk itu diperlukan solusi jitu agar lini belakang timnas tidak kedodoran ketika menghadapi pertandingan berikutnya melawan Bahrain dan Qatar. Mengingat kedua lawan ini postur tubuh yang tidak jauh berbeda dengan Iran. Solusi untuk mengatasi problem lini belakang adalah memasang pemain yang juga memiliki postur tubuh tinggi. mengingat lini belakang selalu menjadi santapan empuk umpan-umpan dari lawan.
Lalu siapakah pemain dengan tubuh tinggi besar yang harus dipasang???. Mungkin ada yang berharap pada Victor Igbonefo. Dengan tinggi 186 cm ditambah ketangguhannya mengawal lini belakang bisa menutup celah bagi sektor pertahanan timnas. Tetapi sampai saat ini proses naturalisasi Igbonefo yang belum juga selesai maka perlu melirik nama lain untuk menambal kelemahan lini belakang timnas.
Nama Wahyu Wiji Astanto bisa menjadi solusi bagi problem kelemahan lini belakang timnas. Dengan tinggi badan 192 cm pemain kelahiran Karanganyar, 31 Mei 1986 laksana raksasa yang menjulang di benteng pertahanan timnas Indonesia. Melihat kebutuhan timnas saat ini nampaknya tidak ada salahnya pelatih Wim Rijsbergen perlu memainkan kapten Persiba Bantul ini sebagai starter bukan hanya sekedar penghuni bangku cadangan. Salam!!!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H