Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Puisi Negeri Enam Dua

Diperbarui: 9 Mei 2022   19:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi Negeri enam dua dokpri

Puisi Negeri Enam Dua 

Seri Syair Gaul Negeri +62 bagian 1

::::::::::::::::::::::::::::::::


Genmil menyebut. Negeri plus enam dua. Kode telepon dunia, alamat tanah air bangsanya. Tumpah darahnya. Unik dan bangga. Dalam dunia medsos, bahasa gaulnya. 

Layakkah disebut sastra? Kaum alay rebahan. Kadang lebay. Dunia online dalam genggaman. Dunia maya metaverse. Tak online medsos, jadi baper serasa sengsara.

Tua muda ada, hiburan saat gabut. Terutama para bucin. Lagi 143. Kadang sensi dan GJe. Gercep komen, share dan halu. Tak mantul jika hanya mager.  Dicap kuno yang tak up status pansos.

Yang nolep dikepo. Ndak kemana mana bilang OTW. Ditanya pasti OOT. Ditanya mana bukti PAP, jelas halu karena tak punya OOTD. Diajak VC, alasan Gaes.

Dunia ajib, tak alay ditanya Ciyus Miyapah. Diadili para cotba, yang bergentayangan didunia Maya. Dunia +62. Lebih penting dari dunia nyata.

Jadilah makhluk paling baper. Mudah galau kalau tak curcol. Kamsud mau unyu tapi PHP. Modus begichu bikin bete. Jadi badai anjir atau pilih woles.

Jadi KZL Kamseupay. Tak narsis meneketehe. Damat rempong yang penting mantap. Ajib ajib, walau rebahan songong. Yang penting Santuy.

Ngalam, 9 Mei 2022
Ditulis oleh Eko Irawan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline