Telah sampai waktu. Untuk menggelar Sajadah. Sholat Idul Fitri. Puncak kemenangan ramadhan. 01 01 = 00
Berlomba lomba dalam bulan suci. Tapi Sirri. Bukan untuk pamer paling alim, Dimata manusia. Mutlak urusan rahasia, antara Hamba dan Allah. Bisa pura pura puasa, itu urusanmu. Karena Hikmahnya, hak Tuhan.
Kugelar sajadah. Menggemakan Takbir sehari semalam. Kemenangan di tanah lapang amal. Bukan menang tanding. Bukan sok takabur, menunjukan amal sundul langit, tapi iblis bangsat. Inilah kembali ke fitrah. Tanggal 01 di bulan ke 10 hijriah. Untuk jadi 00.
Bukan baju baru. Bukan kue diruang tamu. Bukan kembali bebas umbar nafsu hewanmu. 00 itu kembali ketitik awal. Saling memaafkan lahir batin. Agar lembar baru terbuka, terisi hikmah iman yang suci bersih menyala.
Masih adakah yang disembunyikan? Jika kau sudah ikrarkan suci. Bilang Hanya menasehati. Tapi kau sembunyikan perbuatan setan. Kau tutupi lewat sandiwara sihirmu. Lisanmu bohong, padahal sudah mereguk enak. Nikmat. Lezat. Puas cara hewan bathil. Terkutuk dipuji setan langit bumi.
Lalu Mengaku putih suci bagai malaikat. Aku bisa kau tipu, tapi malaikat mencatat. Sudah terlambat jika kau simpan bangkai dijubah munafikmu. Pengadilan akhirat dengan siksa pedih hadiahmu. Catat itu dikuburmu.
Sajadah 0110=00. Keadilan akan ditegakkan. Kau sudah melampaui batas. Aku pasrahkan dirimu pada pengadilan akhirat. Kau melakukan itu dengan tertawa terbahak. Menghina aku dengan fitnah. Saat itu kau melakukan dengan sadar, tapi sekarang bilang kena guna guna. Lisan bisa bilang usai. Impas. Kosong kosong. 00.
Terus Dilupakan. Tapi tak semudah itu Ferguso. Jika itu dianggap sudah dulu, sekarang sadar. Artinya Tidak adil. Karena kebatilan tak mungkin dibiarkan, dianggap amal berpahala, padahal itu dosa. 00 itu keadilan dan dimulai sekarang, setelah hari kemenangan.
Malang, 1 Syawal 1443.
Ditulis oleh Eko Irawan