Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Elegi Suatu Pagi (Hari Hari Puisiku #28)

Diperbarui: 20 Maret 2022   12:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari hari puisiku #28 dokpri istimewa

Seharusnya pagi itu. Awal. Tentang pertemuan hari baru. Harapan. Dan semangat.

Namun tidak dengan diri ini. Kisah yang harus terjadi. Harus Dihadapi. Mengeluh bukan tak mensyukuri. Tapi inilah Elegi suatu Pagi.

Bersyukur Allah memberiku kantuk. Terlelap dalam buaian malam. Ada jeda lelah, pikiran kusut dan lupakan segalanya. Walau sementara.

Seharusnya pagi itu, sapa manja. Cerita yang memompa jiwa. Agar gairah membara. Penuh motivasi dan harapan setinggi asa.

Tapi ini elegi suatu pagi. Yang tak selalu ceria. Tapi juga pahit. Getir. Dan sakit. Semoga cepat berlalu kegilaan ini. Karena Jujur, aku tiada kuat. Terus dalam elegi yang membunuh pagi.

Malang,  20 Maret 2022

Ditulis oleh Eko Irawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline