Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Cerita Uang (Rasa Urup Puisiku #2)

Diperbarui: 5 Maret 2022   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasa urup puisiku #2 dokpri

Bagaimana diri, tetap membara. Jadi terang dalam gelap. Jadi peta penentu arah. Saat motor kehabisan bahan bakar. Dan hidup tanpa dana. Beli makan pun tak mampu. Diminta puasa, tanpa batas kapan harus berbuka.

Cerita uang. Cerita saat dompet kosong. Melompong. Tuntutan banyak. Kewajiban harus. Wajib. Wajib dan wajib. Tapi tak mampu cukupi.

Seolah diri ini bodoh. Malas. Lemah. Tak lakukan apapun. Dikira tak usaha. Tiada greget juang. Seolah pasrah tanpa kuasa sat set. Melempem ayem. Tiada urup. Padam. 

Cerita uang. Jadi duka. Tak kuasa apapun. Tapi kuterus perjuangkan tiada lelah. Karena hidup bukan gratis. Semua harus bayar. Pakai duit.

Sekalipun hidup itu tak melulu urusan duit, tapi hidup tanpa duit adalah nonsen. Bohong besar yang tak butuh. Tak seorang manusia pun mampu jadi malaikat. 

Cerita Uang. Mudahkan meraihnya. Beri jalan memilikinya. Karena jiwa ini sakit saat sepeserpun tiada menemani. Tagihan menumpuk, dan tiada mampu mencukupi. Bisa bahagia model apa. Saat uang tak ada.

Malang, 5 Maret 2022

Ditulis oleh Eko Irawan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline