Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Malioboro Tanpa Kaki Lima (Hari Hari Puisiku #14)

Diperbarui: 1 Februari 2022   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari hari puisiku #14 foto diolah dari karya Gono Mamiek Santoso

1 Februari 2022. Wajah baru Jogja. Malioboro tanpa kaki lima. Ditata agar lebih sempurna. Diatur agar lebih berdaya.

Kenangan nongkrong di kaki lima. Memang Jogja dibuat dari Rindu. Nuansa lama yang jadi memori. Cerita pedestrian Jogjakarta.

 Malioboro tak pernah mati. Selalu ada kreatifitas sejati. Selalu ada warna warni. Tumbuh bersama dalam sinergi.

Pedagang Kaki lima. Cara warga bangun lapangan kerja. Cerdas mandiri tak perlu nunggu penguasa. Paradigma Kaki lima, Bukan dimusuhi atau diusir, tapi ditata.

Teringat dahulu di kota lain. Kaki lima diobrak atas nama yustisi. Diangkut dagangannya.Dirusak lapaknya. Didenda. Seolah mereka musuh polisi pamong praja. Seolah sampah hina. Padahal mereka itu pakai modal usaha. 

Kaki lima itu Jangan musuhi, tapi wadahi. Lindungi. Dan atur yang cantik. Dimana boleh usaha. Dimana terlarang. Duduk bersama, tanpa arogansi.

Malioboro tanpa kaki lima. Kenangan lalumu kurindu. Cerita penuh romansa. Berganti cerita baru, karena Jogja selalu romantis. Kenangan baru teras malioboro.

Yogyakarta, 1 Februari 2022

Oleh Eko Irawan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline