Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Ruang Nyaman (Hari Hari Puisiku #13)

Diperbarui: 29 Januari 2022   23:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari hari puisiku #13

Dudukku bukan mager. Bukan Aristrokrat kaum rebahan. Aku Crazy rich karya, tapi miskin cuan. Inspirator menulis, tapi hidup dalam kekurangan.

Konflik hidup. Percaturan penuh fitnah. Dibully nasib. Dituduh para munafik. Terbelenggu pertengkaran yang penuh tipu daya. Diperalat untuk tuduhan palsu. Diperas atas nama ideal. Kewajiban sandiwara. Sungguh biadab belenggu yang penjarakan jiwaku.

Aku disingkirkan. Tak disukai. Dihina. Difitnah untuk kepuasan para otak bajingan. Tapi dibutuhkan, untuk diperalat. Untuk kepentingan para pemuja iri hati. Untuk ditertawakan. Lelucon badut keadilan ala munafik bangsat.

Bahagiaku dirampok. Apa yang kulakukan didustakan. Sungguh tafsir jahat, agar aku tersingkir. Kuikhlaskan. Kulepaskan semua. Ini hanya karma settingan para kaum pedengki. Seolah mereka maha benar. Tapi masih ada Tuhan yang mencintai orang yang disakiti.

Duhai Ruang Nyaman. Datanglah agar aku tak terbunuh drama edan ini. Tolonglah aku Tuhan, aku sudah bosan jadi bahan gosib para lambe turah. Ghibah para setan rasan rasan. 

Aku ingin bahagia. Ingin bermakna. Hidup damai diruang nyaman. Penuh Kasih, penuh Dharma. Tanpa diganggu percaturan gila. Sandiwara dunia tipu daya.

Tolonglah aku Tuhan

Malang, 29 Januari 2022

Oleh Eko Irawan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline