Baca kisah sebelumnya di link sbb.
---------------------------------
Menelusuri Jejak Sang Ratu, Duhai Ken Dedes. Ceritakanlah. Aku mencarimu. Agar kau jadi inspirasi. Wanita utama dari bumi Nusantara.
Tak ada kata sulit, karena ini tantangan. Menelusuri jejakmu, adalah perjuangan. Jika data semakin sedikit, bukan berarti kau fiksi. Kau unhistoris. Mitologi khayal. Seperti Klaim CC. Berg.
Dialah peneliti sejarah asal Belanda. Dia tampak skeptis. Mana yang fakta. Mana yang khayalan. Itulah Pararaton. Kitab induk, sumber utama, yang menyebut Ken Dedes. Sang Stri Nareswari.
Dia meragukan pararaton. Sebagai sumber sejarah, Pararaton penuh kisah magis. Penuh mitologi. Maklum, Dia jebolan pendidikan Barat. Berg berpendapat, teks Pararaton secara keseluruhan lebih bersifat supranatural dan bukan berdasarkan kejadian sejarah.
Siapa penulis Pararaton. Tak ada yang Tahu. Kapan ditulis? Bagian akhir dari pararaton menyebut Petunjuknya, tentang peristiwa gunung meletus pada 1403 Saka (1481 M). Itulah pegangan menetapkan waktu penulisan Pararaton.
Pararaton bisa jadi manifesto politik Raja Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya, Maharaja Majapahit keturunan Ken Angrok.
Beliaulah penyusun Pararaton. Untuk mengesahkan perebutan kekuasaan. Oleh Ken Angrok, terhadap Tunggul Ametung, karena Ken Angrok adalah ahli waris yang berhak atas takhta Tumapel.
Bahasa Pararaton, bahasa masyarakat sosial kalangan bawah masa itu. Beda dengan bahasa Negarakertagama, Karya Empu Prapanca. Bahasa pararaton, bahasa Jawa Madya. Tinjauan Pararaton kaya kajian sejarah budaya.
Pararaton jadi kitab acuan utama. Saat mencari Stri Nareswari, Ken Dedes. Wujud patungmu menjadi de potrait beelden. Patung potret dirimu. Dari sana petualangan ini dibangun. Esensi tentang wanita utama, panutan wanita bumi Nusantara.