Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Inspirasi Nila Farm #3: Membaca Peluang Budidaya Nila

Diperbarui: 19 Januari 2022   15:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inspirasi Nila Farm #3 dokpri Sam oke

Selamat datang pada Diskusi Ngobrol Perkara Ikan Bersama Sam Oke, inspirasi Nila Farm seri budidaya Bioflok #3 dengan Tema Membaca Peluang Budidaya Nila. Sebelum membaca, ikuti artikel saya sebelumnya di link berikut 
---------------------------------

Diantara sekian banyak peluang usaha disektor budidaya, ikan nila merupakan pilihan bijak dibanding budidaya ikan yang lain. Ikan nila, khususnya ikan nila merah jadi pilihan untuk dibudidayakan di kampung Nila Slilir, Kelurahan Bakalan Krajan Kota Malang.

Sebelum memutuskan apakah harus budidaya nila, gurami, lele, patin atau  udang, yang harus dipikirkan adalah hal hal sebagai berikut, karena ini adalah titik awal parameter sukses tidaknya sebuah usaha berbasis budidaya. Berikut  parameter sukses entrepreneur berbasis budidaya, selamat membaca, semoga menginspirasi

1. Tujuan Budidaya.

Kenapa tujuan ditanyakan, karena tujuan adalah parameter dasar dari sukses yang ingin dicapai. Jika dasarnya tidak punya tujuan, atau hanya ikut ikutan, ybs tidak akan pernah punya proyeksi kedepan mau seperti apa. Tidak ada kemauan belajar dan tidak ada kemauan meningkatkan kapasitas usahanya. 

Standar SOP yang sudah ditetapkan berdasarkan riset para ahli diabaikan, diganti tehnik budidaya eksperimen menurut kata orang dan cenderung suka suka gue. Pertanyaannya adalah, kapan sukses diraih, jika sepanjang hidup terus bereksperimen? Satu pengalaman baru, secara teknis belum menunjukan hasil, tapi sudah bereksperimen cara baru.

Jika ada trouble teknis budidaya, mereka komplin dan menyalahkan pihak lain tanpa mau introspeksi diri. Jika diberi tahu cara budidaya yang baik, mereka membantah dan bersikap seolah olah paling tahu. Mereka sulit diajak berubah menuju kemajuan. Orang orang ini akan mengganggu jika budidaya dikerjakan secara kelompok. Mereka tidak punya niat dan tujuan yang jelas untuk apa ikut ikutan berbudidaya.

Di kelompok kedua, tujuan budidaya adalah Hobby semata. Yang penting senang dan jadi arena rekreatif. Mereka tidak memperhitungkan cost yang dikeluarkan. Saat bosan, mereka berhenti berbudidaya nila, dan berganti ke Hobby yang mereka senangi. Mereka tidak menghitung masa budidaya, bobot ikan, FCR, jumlah pakan dan segala teknis lainnya. 

Mereka masih mau belajar meningkatkan kapasitas dengan meningkatkan nilai panen. Mereka adalah Segmen yang bisa ditingkatkan kapasitasnya menuju skala bisnis budidaya. Namun karena latar belakang mereka adalah Hobby dan dari segi finansial mereka sudah mumpuni dan mereka punya kesibukan di dunia bisnis yang lain, peluang bisnis di budidaya nila dianggap kurang prospektif. Namun dari para penghobby ikan inilah bisa ditingkatkan kapasitasnya, jika dia punya kemampuan membaca peluang.

Kelompok ketiga, adalah mereka yang berbudidaya untuk ketahanan pangan dan peningkatan gizi keluarga. Saat tak punya lauk, ikannya digoreng atau diolah jadi masakan, terutama untuk kepentingan gizi dan bahan pangan keluarga. Jika panen berlebih, hasil panen diberikan tetangga, kerabat dan saudara. Mereka punya proyeksi untuk menjual tapi dalam skala kecil dan tidak profesional, dalam arti masih ewuh pakewuh. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline