Sederhana saja. Menapak kaki berdua. Bersamamu. Desember 0 Km Jogja. Datang ke kotamu. Dalam cinta yang mulai tumbuh.
Kita tak naik kereta. Cukuplah travel mengantar kesana. Ke hotel sederhana. Tapi cukup nyaman buat berdua. Dalam sambut ramah, bulan madu.
Siang itu serasa gerah. Bagi aku dan kamu, ini terasa asing. Kita lama tinggal di dinginnya malang raya. Siang itu kita datang kesiangan. Disambut soto obat laparnya perut.
Ya, sampai juga kita di Jogja. Hampir 8 jam lamanya kita tempuh perjalanan ini. Menembus kota demi kota. Dari timur menuju barat. Daerah Istimewa Jogjakarta.
Kamar kita. Tas backpacker ditaruh. Dalam lelah yang gembira. Yang tertahan rasa bahagia. Untuk memadu kasih bersamamu. Disini.
Guyuran air memang tak sesegar malang raya. Serasa hangat airmu. Tapi karena ini bersamamu, ini akan jadi kisah abadi. Tentang dua hati.
Selepas melepas penat. Serasa Jogja jadi milik berdua. Melupakan semua pahit yang lalu. Melepas semua beban. Saling pandang dalam pelukan asmara. Cinta ini milik berdua. Ini tentang kita.
Jalan gang itu akan jadi saksi. Gandeng tangan dua anak manusia kasmaran. Sore itu menapak gemerlap Malioboro. Belanja yang berbeda. Untuk oleh oleh nanti.
Sejenak kita duduk di bangku itu. Sambil mendengarkan musik etnik yang populer. Kau sandarkan kepalamu, dibahuku. Menikmati syahdunya jogjakarta.
Cerita mengalir. Kenapa tak sedari dulu kita menyatukan kasih ini. Hubungan itu, dibikinlah romantis. Toh, ini tentang kita. Bukan apa kata orang. Rugi nuruti ghibah orang iri. Termakan fitnah.