Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Museum Reenactor Ngalam, Museum interaktif ala Milenial

Diperbarui: 11 Oktober 2021   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat Hari Museum 2021/Asosiasi Museum Indonesia 

Sudahkah kau berkunjung ke museum? Kapan kau terakhir datang ke Museum? Seberapa menarikan museum menurut dirimu? Apa kemuseum harus ditugaskan oleh guru atau dosen? Apa dirimu tak ada minat pada museum? Apa dengan berkunjung ke museum dirimu jadi kuno, tidak modern dan tidak Instagramable? 

Sudah saatnya, paradigma berkunjung ke museum menjadi agenda utamamu. Tak ada sekarang tanpa dahulu. Siapa bilang sejarah itu kuno dan tidak diperlukan? Keberadaan museum di sekitar kita merupakan upaya briliant yang kadang disepelekan. Mungkin keminatanmu tidak pada sejarah. 

Menurutmu modern itu, adalah melupakan sejarah. Tak ngaruh pada jaman now. Bisa jadi life stylemu adalah, kuliner, kongkow dan main game online. Pelajaran yang kau suka bisa jadi bukan sejarah. Menurutmu sejarah itu buku tebal, malas baca dan museum itu tidak menarik sama sekali. 

Dan itu jadi fakta nyata keminatan kunjungan ke museum itu ternyata sangat memprihatinkan. Saya sebagai pegiat museum serasa miris melihat keminatan berkunjung ke museum  ternyata bukan atas inisiatif sendiri dan harus disuruh guru atau dosen. Semoga dengan peringatan hari museum tahun ini, merupakan awal yang baik agar museum punya arti penting bagi generasi milenial. 

Mengenal Museum Reenactor Ngalam 

Coba ikuti video singkat berikut ini
Ini ada di Kota Malang dan ini merupakan satu satunya museum interaktif ala milenial yang menerapkan metode Historical Reenactment di Indonesia. Museum ini sudah berdiri sejak 2017 dan merupakan sumbangsih dari Komunitas Reenactor Ngalam untuk mengembangkan metode pembelajaran sejarah, khususnya sejarah perang kemerdekaan di Indonesia. 

Di museum ini, pengunjung bisa memegang dan berswafoto dengan koleksi yang tersedia. Jika museum lain, semua koleksi adalah benda pajangan, maka di museum Reenactor seluruh koleksi adalah properti replika mirip asli yang bisa digunakan untuk kegiatan pembelajaran historical reenactment. Inilah wujud laboratorium nyata dari pembelajaran sejarah. 

Tak kenal maka tak sayang, sehingga banyak yang tidak memahami fungsi museum bagi kehidupan manusia. Museum bukan sekedar melihat kekunoan, tapi dengan historical reenactment, pengunjung diajak masuk dalam suasana perjuangan. 

Museum yang terletak di kampung Sedjarah kelurahan Sumbersari kota Malang ini merupakan karya nyata warga setempat dalam mencintai sejarah perjuangan bangsa. Bagaimana dengan anda, partisipasi apa yang sudah anda lakukan untuk bangsa dan negaramu? 

Selamat Hari Museum 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline