Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Teruntuk Pasangan Hidupku

Diperbarui: 29 September 2021   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teruntuk pasangan hidupku dokpri

Teruntuk pasangan hidupku. Terimalah aku sebagaimana aku menerimamu. Ini bukan janji. Jangan hanya kau tonton aku. Diriku bukan badut lucu. Juga bukan buaya darat. Apalagi bajingan penipu. Keraguan apa yang membungkam nuranimu.

Aku pencintamu. Aku pengagummu. Aku apa adanya diriku. Sendiri itu rapuh. Tak mungkin hanya ada siang, tanpa malam. Aku lelakimu. Dan kau Perempuanku.

Ini bukan omong kosong. Bukti apa lagi yang kau dustakan. Cintaku tulus suci. Aku menjaga kehormatanmu. Aku inginkan mu untuk temani hidupku. Berdua hingga akhirat nanti.

Karena mu aku berjuang. Siang malam agar aku dan kamu bisa romantis. Bisa segera bersama. Jangan sia siakan yang berdarah darah untukmu. Malulah kau menerimaku? 

Fitrah itu berdua. Berpasangan. Semesta telah memberi jalan. Itu ada. Biarlah luka lalu jadi kenangan. Pendam saja. Ini lembar baru. Mari pergi dari hidup kelam. Yang dulu sudah berlalu. Dan ini langkah awal menuju masa depan. Milik kita.

Aku untukmu. Aku membaca cintamu. Jangan kau bunuh ketulusan dengan ego yang menyakitkan. Kita semakin menua. Tak mungkin terus menerus disiksa prinsip. Tuhan sudah mengirim sinyal terang. Tangkap, jangan lepaskan. 

Teruntuk pasangan hidupku. Akuilah aku pasangan hidupmu. Ini bukan kisah sembunyi. Ini bukan lelucon tralala. Ini doa pengharapan. Dan haruskah mengingkari, saat Tuhan berkehendak jodohkan. Saat Tuhan mengabulkan. Kita berdua dalam takdir Hidup berpasangan.

Malang, 28 September 2021

Oleh Eko Irawan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline