Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Sajak Pelangi Rasa (Bagian 4): Terpaksa

Diperbarui: 20 Mei 2021   00:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terpaksa dokpri Eko irawan

Bertahan. Tapi Terpaksa. Menyiksa. Tapi itulah tanggung jawab. Walau sejatinya ini sengsara. Rugi waktu. Rugi umur. Buang waktu percuma.

Seperti orang tak becus. Dipermainkan drama. Untuk kalah menang yang sia sia. Kebodohan yang dipelihara. Untuk ego yang tak mau mengakui. Sudah tak cocok, dipaksa sehati.

Tak bisa melangkah. Hanya bertahan dalam palagan rumit. Tak bisa melihat diri. Hanya saling tuding, tanding wicara. Tapi tanpa solusi.

Inilah mempersulit diri. Mudah, tapi ditarik ulur. Bertahan yang bodoh. Membela sutradara laknat, agar terlindung dalam tabir. Sambil tertawa, melihat panggung kemunafikan ini.

Lempar batu sembunyi tangan. Untuk kepuasan palsu. Agar memperoleh pembenaran sepihak. Dan terbebas dari segala bejat. Untuk menuntut yang membela kehormatanmu. Tapi kau bela sang penjarah. Waraskah?

Terpaksa menelan pil pahit. Biar keadilan menghakimi. Inilah rasa yang dilecehkan. Untuk orang yang tulus. Tapi tertuduh. Tak dibela. Tapi dijadikan tersangka. Cara pembenaranmu, agar benar menurut tafsir sang maha dendam. Disangka bahagia, tapi tanpa pahala. 

Malang, 20 Mei 2021

Oleh Eko Irawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline