Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Sajak Pelangi Rasa (Bagian 2): Memendam Rasa

Diperbarui: 5 Mei 2021   10:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sajak pelangi rasa dokpri Eko irawan

Sungguh ini hanya terpendam. Dalam dasar samudra hati. Tak hidup dan tak mati. Ada, tapi tiada.

Menunggu waktu. Ternyata, tak ada yang sempurna. Hanya menunggu. Menunggu. Dan menunggu. Hingga ditinggal pergi.

Sirna sudah kebersamaan itu. Rindu yang tak bisa kembali. Banyak pertimbangan dulu. Banyak alasan dulu. Tertunda dulu. Dan sekarang gigit jari.

Masa bagai pedang tajam. Saat datang, syukurilah. Nikmatilah. Kesempatan kedua tak pernah ada. Ditunda akan jadi kenangan. Tertinggal dimasa lalu. Dalam tumpukan sejarah.

Memendam rasa. Dalam sejuta sajak pelangi rasa. Masih ada tak bisa pergi. Tapi aku ini, aku yang sekarang. Bukan aku yang dulu. Kamu dulu, bukan kamu sekarang. Waktu dulu, bukan waktu sekarang. Dulu tak sama sekarang. Karena itu dulu, dan berbeda sekarang.

Sesal waktu. Tak bisa. 

Malang, 5 Mei 2021

Oleh Eko Irawan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline