Menulis puisi bertema cinta kasmaran memang membuat karya kita menjadi terhanyut romantisme. Sekalipun saya pribadi belum merasa ini terbaik atau masterpiece dari karya saya, namun upaya meningkatkan kapasitas hukumnya wajib.
Penulis yang ragu ragu terhadap karyanya sendiri, hingga karyanya selalu pending tayang, menjadikan panggung passion karyanya tidak pernah terbangun efektif. Ini sekedar curhat, bukan menggurui.
Menulis perlu latihan dan puisi bagi saya adalah Medan perang dahsyat. Puisi menyangkut beberapa bait kata, tapi syarat makna. Ibaratnya sebuah truk miniatur, tapi harus mengusung sejuta tema. Harus padat, singkat dan memiliki pesan.
Banyak yang bilang, nulis puisi itu murahan. Tapi yang bilang gitu saya cari karya puisinya mana, ternyata malah tak ada. Yang penting bagi saya terus berlatih menulis dan menulis.
Passion saya disitu, bagaimana saya menangkap ide dan gagasan yang datang dan pergi secepat kilat menyambar. Latihan peka, peduli dan penuh perhatian, adalah 3 Skill yang harus dikuasai penulis.
Dan skill ke 4 adalah bagaimana meningkatkan karya jadi lebih memikat dan punya nilai lebih. Berikut remake puisi kasmaran dalam wujud musikalisasi puisi. Semoga menginspirasi
Malang, 3 April 2021
Oleh Eko Irawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H