Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Waktu Berbagi Cerita

Diperbarui: 20 Februari 2021   07:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri waktu berbagi cerita

Pagi menukar malam. Cerah. Semua terus berjalan. Jangan lengah. Yang kau cari itu ada dimasa lalu. Ini aku yang sekarang.

Luka itu harus sembuh. Bukan diperparah. Ini harus diselesaikan. Bukan dijadikan tebak tebakan. Teka teki ujian. Sudah tidak penting.

Kau pikir aku tidak sadar. Agar aku terjebak skenariomu. Tentu ini bukan kamu. Jelas ini bisikan lelaki terbaik sedunia. Pujaanmu. 

Dan aku harus menanggung azabmu. Diperah habis, agar lelakimu nanti, tinggal senang senang. Sungguh terpujilah dia.

Kau tuduh aku suudhon. Agar lelakimu menjadi permata. Sang pahlawan yang menolongmu. Dia kau bela. Agar perbuatanmu dibenarkan. Disyahkan. Karena dia nikmatmu.

Seisi langit dan bumi saksi. Bahwa kau dan dia harus dibenarkan. Seolah aku mengotori surgamu. Mengganggu masa depanmu. Dan akulah tersangka. Yang harus diadili.

Sampai kapanpun, tak akan usai konflik ini. Karena kau dan dia harus benar. Egomu harus diutamakan. Dan kau nikmati tontonan deritaku. Aku bisa kau tipu. Tapi Tuhan tahu semuanya. Pasti.

Waktu berbagi cerita. Sudah hilang. Karena maumu balas dendam. Agar aku kapok. Terhina. Kena azab. Tapi kau sadar tidak? Siapa diriku?

Malang, 20 Februari 2021

Oleh Eko Irawan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline