Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Episode Hidup yang Hilang

Diperbarui: 19 Februari 2021   18:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Sungguh hidup hanya perjalanan. Melangkah disetiap episode. Ada banyak proses. Yang dilupakan. Dinanti. Ditunggu. Dan dipertanyakan.

Semakin diingat, semakin berat. Jadi beban. Karena sendiri menyangga langit. Tontonan yang gagal akan dihina. Dicampakan. Diusir. Karena sudah dihapus dan tidak diakui.

Saat peran ini diganti. Oleh yang lebih baik. Pujaan baru. Yang membutakan cintamu. Semua akan lusuh. Dia bajingan yang kau bela. Agar menang. Dan menari nari liar seperti setan. Diatas tangis derita yang lain.

Aku bukan dia. Aku bermohon agar tidak seperti dia. Karena ini aku. Hidupku sendiri. Yang sudah dihancurkanya dengan nafsu bejat. Manusia binatang yang kau puja.

Jadilah aku korban korban hati. Yang dilaknat azab seperti sinetron di tivi. Tapi bukan skenario Tuhan. Karena ini rencana bisikan. Agar aku dijadikan pesakitan.

Puas puaskan menghakimi. Jika itu membuatmu bahagia. Nikmatilah episode bahagiamu, dengan dramamu. Karena aku ada dalam episode yang hilang.

Malang, 19 Februari 2021

Oleh Eko Irawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline