Berserakan. Dipelataran. Panggung dunia. Seperti bebatuan. Sama. Tak berbeda. Itulah manusia.
Bertumpuk. Berdesakan. Kadang berguna. Kadang terbuang. Kemanapun terusir. Disapu laju jaman. Persaingan dalam keras bebatuan. Yang perkasa, kuat bertahan. Yang lemah jadi butiran debu.
Memaknai Lukisan bebatuan. Seperti berkaca tentang hidup. Keras. Penuh benturan. Hanya satu yang bedakan. Karena tempaan, akan peroleh derajat mulia.
Batu akan mulia, saat ditempa. Diuji dalam kerasnya cobaan. Dipalu. Dipecah. Digosok. Hingga kelak bertahta, dalam jemari pengagumnya.
Ujian batu. Tak sembarang batu yang akan mulia. Seperti itu jua manusia. Meraih derajatnya, karena ujian hidup. Belajar memaknai lukisan bebatuan.
Berjuanglah tanpa lelah. Terus melangkah. Bertarung dalam ring kehidupan. Siapa yang kuat akan unggul. Namun manusia lebih beradab. Punya jiwa kasih. Untuk saling menolong. Saling menopang. Dalam kasih kemanusiaan.
Memaknai lukisan bebatuan. Lihat dan rasakan. Belajar peduli, belajar peka. Tentang ayat ayat Kauniyah. Ayat ayat bertebar di Jagad raya. Pesan Untuk Manusia, hanya Yang Peduli, yang bisa merasakannya. Agar bermakna.
Malang, 17 Februari 2021
Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H