Siklus. Perputaran. Ada terang ada gelap. Bersama waktu. Dan detik detik teratur. Mekanis. Inilah mesin hidup. Ditonton atau didukung. Ini lelah bersama. Milik berdua.
Langkah yang belum usai, disana. Itu gelap. Itu ujian. Bukti lalu, sudah. Bukan mengungkit. Yang ditanya itu, bukti sekarang. Apapun itu, tentang sinar. Hadirmu. Karena tanpamu, aku apa. Tanpamu, aku tak bisa.
Kata ini bukan janji. Itu berat, jika kupikul sendiri. Aku bukan tontonan. Aku tak akan bisa. Karena ini asa bersama. Bukan tentang aku saja.
Masih ada sinar dalam gelap. Dirimu. Jika kamu marah, aku sedih. Tapi kau tak butuh aku yang mengeluh. Hadapi saja. Tanpa kesah.
Semangat ini karenamu. Tolong pahami. Kerapuhan ini karena kusudah lelah. Menunggu itu bosan. Apalagi hanya menonton, tak kunjung datang. Seolah aku kesatria gelap. Yang bodoh. Layak dipertanyakan. Layak diragukan.
Namun aku akan kuat. Jika bergandeng denganmu. Sendiri itu pincang. Kapan sampai. Itu tak lucu. Karena ini tujuan bersama. Sama butuh, sama menghargai. Dan aku tulus.
Mungkin hanya pikiran sendiri. Tapi ini langkah. Ini jejak yang harus terus. Menuju cita. Buatlah aku kuat. Tanpamu ini sudah tamat. Tapi bersamamu, ini tumbuh.
Malang, 2 Februari 2021
Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H