Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Bahagia Yang Sederhana

Diperbarui: 26 Januari 2021   11:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Mbah Awe | facebook.com/100025305371561/posts/853931352127036/

Hidup sudah pahit. Tak perlu diperumit. Karena bahagia itu sederhana. Tak perlu mahal. Cukup ini saja. 

Bahagia yang sederhana. Diujung jalan berkah pengayuh sepeda. Boneka terbang lucu. Kisah susuri jalanan berdebu. Untuk sesuap nasi.

Bukan karena untung berapa. Ini sudah cukup berarti. Untuk terus hidup dan hidup. Sama bahagia, saat senyum sikecil terurai setelah tangis menderai.

Bahagia yang sederhana. Syukuri saja. Langkah kayuh lelah. Berat ditiup udara. Meletus saat panas membara. Terus kayuh, menjemput asa.

Si kecil pun berhenti merajuk. Saat kau datang berkunjung. Memberi hibur yang seru. Kisah masa kecil, berbagi berkah dalam hari hari.

Semoga selalu sehat dan berkah. Bahagia itu antara asa dan air mata. Syukur itu selalu ada. Dalam setiap kayuh sepedamu. Dinanti di setiap ujung. Menebar bahagia.

Malang, 26 Januari 2021

Oleh Eko Irawan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline