Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Refleksi Menuju Artikel Ke 500 Ngehitz di Kompasiana, Belajar Terus Menginspirasi, Menulis untuk Berbagi

Diperbarui: 25 Januari 2021   13:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Hobby menulisku terbangun sejak bergabung dengan Kompasiana. Sekalipun belum pernah dapat gaji dari Kompasiana, tapi karyaku dihargai dan punya tempat tersendiri. 

Saya sadar, perjuangan ini baru langkah awal saya pribadi untuk memulai langkah sebagai penulis. Semoga saya tetap mampu konsisten menulis dan semakin meningkat kualitas tulisan, sehingga mampu menjadi tulisan yang menginspirasi.

Tak banyak PNS yang dinas dikantor Kelurahan seperti saya, yang sehari-hari ada dipelayanan surat surat administrasi kependudukan dan surat keterangan lainnya, jadi seorang penulis. 

Kalau yang menulis status di media sosial banyak, tapi yang intens menulis berbagai tema diblog pribadi atau bentuk lainnya, belum pernah saya ketemukan. Saya memang mencarinya, untuk berbagi pengalaman. 

Dipemkot Malang selain saya sendiri, juga ada kompasianer, yang intens menulis. Namun tak banyak, karena pecinta literasi bagi orang yang sudah bekerja itu sangat langka, karena menulis bukan bagian dari tugasnya dan mereka teramat sibuk dengan tugas tugas dinas. Apa saya tidak banyak tugas? 

Saya justru banyak tugas. Waktu saya juga habis untuk pelayanan pada masyarakat. Namun saya selalu berupaya meningkatkan kapasitas SDM saya sendiri. Nanti setelah pensiun mau ngapain? 

Jadi sebelum pensiun, saya cari bekal agar setelah pensiun nanti, saya sudah siap dengan apa yang mau saya lakukan. Dan kebanyakan pegawai itu hanya menjalankan rutinitas, tidak ada seninya sehingga seperti mesin. 

Terjebak dan tenggelam dalam tugas yang pada akhirnya mematikan daya kreatif. Inovasi mati, karena bekerja puluhan tahun hanya berdasar perintah atasan, tidak ada inisiatif berkarya.

PNS yang guru atau tugas di perpustakaan atau pengelola website OPD, tentunya juga seorang penulis handal. Saya juga support sebagai penulis di website OPD dimana saya berdinas. Tapi tulisan di website dinas, terlalu resmi sehingga tidak bisa mengeksplore kemampuan menulis saya di website dinas. Atasan saya akan marah jika website dinas, saya isi puisi. 

Kenapa saya Menulis di Kompasiana 

Selain menulis di website dinas, saya juga menulis sebagai admin media sosial punya dinas. Saya merasa hal ini tidak bisa maksimal menulis sesuai passion saya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline