Masih adakah rindu? Selepas hujan. Setelah rasa ini jadi terasing. Apa sudah terlarang. Bertemu dalam tabir. Yang tak dimengerti. Tapi harus dipahami.
Rindu yang tertunda. Menyusuri jalanan lagi. Tak berujung. Tak berarah. Entah harus kemana. Agar bisa bercerita. Kurangi beban ini.
Entah sampai kapan. Menipu diri. Membangun ilusi. Tentang apa yang ingin dimiliki. Tapi tak ada. Ingin bersama, tapi sendiri. Ingin terbang, tapi jatuh. Ingin pergi, tapi tetap disini.
Tak terlihat. Tak didengar. Tak bisa bersua. Tak ada jumpa terindah. Tak ada janji. Tak ada bersamamu. Berkasih tapi tak memiliki.
Waraskah aku? Terjebak imajinasi. Yang kosong, aku merindukannya. Saat pernah dulu, dalam kenangan. Waktu yang telah pergi. Dan tiada daya, karena sekarang tiada.
Sisa hujan dalam pelukan rindu. Hasrat yang tak punya tempat. Waktu tanpa peluang , tanpa kesempatan. Tak beralasan. Tak ada kesepakatan. Karena rindu ini sudah terlarang.
Tak mengerti tapi harus dipahami. Bersamamu tak mungkin, tapi tak bisa miliki. Hanya cinta sendiri. Ilusi bersamamu. Imajinasi dalam pelukan cintamu. Yang tak mampu jadi milikku. Aku bertahan untuk apa?
Malang, 16 Januari 2021
Oleh Eko Irawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H