Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Cerita Langit

Diperbarui: 3 Januari 2021   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita langit dokpri Eko Irawan

Pagi ini kuberjalan. Menyusuri pematang. Sawah dan Tegal. Hijau. Sejuk. Memandang jauh. Dalam cerita langit.

Panen berlimpah. Petani tersenyum. Negeriku yang subur. Masih ada harap. Dalam naungan biru langit. Yang Indah.

Hujan semalam masih tersisa. Membuat berlumpur jalanan tanah. Pagi ini awan berarak. Bersama mendung disela langit. Yang penuh misteri.

Cerita langit yang cerah. Masih ada. Dongeng dongeng indah. Menghias gunung. Yang tertutup awan.

Hari semakin siang. Gerumbul gelap mulai berarak. Mengusung berkah. Untuk menyiram bumi. Hingga coklat air sungai. Tapi dinanti.

Cerita langit menyambut hari hari. Menengadah doa. Membawa terbang tinggi. Doa doa terbaik. Dari para petani. Yang setia merawat tumbuhan pangan. Untuk hidup. Dan terus hidup. Dalam hujan, siang nanti.

Cerita langit yang terus bergerak. Awan Awan yang berarak. Biru penuh makna. Mendung penuh harap. Berhias mentari saat siang. Berhias rembulan saat malam. Kadang cerah bertabur bintang.

Kubah langit bumi. Menaungi makna. Melindungi Pertiwi. Dalam cerita cerita. Anak manusia. Dalam naungannya. Yang berjuang. Yang bertahan. Yang terus berharap. Dalam doa, cerita langit. Dari jaman ke jaman. Dari masa ke masa. Tetap setia, selamanya.

Malang, 3 Januari 2021

Oleh Eko Irawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline