Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Curhat Ngopi: Peluang Bisnis, Bersahabat dengan Pandemi

Diperbarui: 2 Januari 2021   17:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peluang Bersahabat pandemi dokpri Eko Irawan

Dalam tataran masyarakat kecil, mulai berpikir bagaimana bertahan hidup di tengah pandemi. Bagaimana peluang usaha, tetap menciptakan keluarga tangguh, tapi bersahabat dengan pandemi. Mungkin ini solusi Sobo Embong, curhat ngopi cari inspirasi, membaca peluang terkini. Semoga menginspirasi.

Sobo Embong, baca kebutuhan saat pandemi 

Dampak pandemi, memukul semua sektor usaha ekonomi dan UMKM milik masyarakat. Bertahan hidup dengan bersahabat dengan pandemi adalah cara menemukan peluang emas diantara segala kendala dan kesulitan yang tengah dihadapi. Sejak Maret 2020, banyak sektor usaha gulung tikar dan harus menyesuaikan diri dengan keadaan yang sedang terjadi. Salah satu upaya kreatif adalah bersahabat dengan pandemi. Yaitu menyediakan aneka kebutuhan selama masa pandemi. Salah satunya jualan masker.

Foto diatas adalah upaya usaha memenuhi kebutuhan selama pandemi. Lapak sederhana di depan masjid jami' tumpang kabupaten Malang yang menyediakan aneka masker. Seperti itulah upaya masyarakat kecil bertahan hidup untuk ketahanan keluarga tangguh. Jualan masker adalah pilihan dengan modal yang kecil, namun dibutuhkan. Seperti inilah yang saya maksud peluang bersahabat pandemi. Namun dengan cara ini, bersifat pribadi, kendala dan hasil jadi urusan pribadi pula.

Inovasi Warga Slilir membuat Kampung Nila 

Beberapa sektor usaha yang tetep eksis ditengah pandemi adalah usaha sembako dan kuliner. Kebutuhan dasar hidup manusia. Sekalipun pandemi, orang masih butuh makan. Justru tetap bisa makan, adalah standar minimal dari situasi sulit sekarang. Itu sudah Alhamdulillah. 

Hal unik untuk menciptakan keluarga yang  tangguh di saat pandemi adalah apa yang dilakukan warga Slilir, Bakalan Krajan kota Malang. Mereka membuat Pokdakan yang merupakan motor kampung Nila Slilir. Mereka secara swadaya mengembangkan budidaya ikan nila dengan metode bioflok. Dengan metode ini, budidaya cukup dikolam terpal, bisa tebar padat bibit ikan nila, hemat air, hemat pakan dan cepat panen. Dalam 3-4 bulan ikan nila sudah bisa dipanen. Selain tercukupi gizi keluarga, pangsa pasar ikan nila yang lezat ini bisa meningkatkan penghasilan keluarga.

Masih tidak yakin dan tidak percaya ini bisa dilakukan oleh warga slilir secara swadaya? Dengan perjuangan yang gigih, hingga akhir tahun 2020, kolam bioflok binaan kampung Nila slilir telah mencapai 75 kolam lebih dan terus berkembang hingga kedaerah lain di malang raya. Ini bukti kepercayaan para petani nila yang tergabung dalam Pokdakan KSS terbukti memberikan kontribusi nyata. Bukan sekedar bisnis janji palsu yang Abal Abal.

Para petani nila ini membuktikan sendiri hasil panennya dan tidak bingung soal pemasarannya. Ini adalah program pemberdayaan ekonomi kreatif dari, oleh dan untuk masyarakat dengan sistem transparan dan dikelola secara profesional, sehingga hasil panen tiap petani bisa dinikmati petani yang bersangkutan. Pokdakan hanya melakukan pendampingan hingga petani yang bersangkutan sukses budidaya dan meningkatkan kesejahteraannya. Pokdakan bukan tengkulak atau monopoli, mereka adalah para start up bisnis kampung yang peduli secara swadaya meningkatkan taraf hidup masyarakat. Bangga dong punya start up tangguh seperti mereka, karena yang kebanyakan ada itu, nuntut fasilitas dulu baru bergerak. Itupun palsu belaka, karena hanya kucing diraupi, didandani ini macan. Setelah tak ada fasilitas ya mengeong saja. 

Namun start up kampung Nila, membangun ini secara swadaya dan terbukti nyata bisa meningkatkan kesejahteraan warga sekitar anggota Pokdakan kampung Nila Slilir. 

Seperti itulah ide sinergi yang dilakukan masyarakat dalam rangka bertahan hidup selama masa pandemi, dengan cara berkelompok membangun usaha bersama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline