Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Story Reenactor Series: Just Hobby

Diperbarui: 1 Januari 2021   14:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Story Reenactor Series, just Hobby dokpri Eko irawan

Hobbymu apa Lur? Hobby bisa macem macem. Yang penting enjoy. Bisa buat seneng seneng dan melepas stress dari beban hidup. Berikut kisah tentang keseruan Hobby Reenactor, semoga menginspirasi.

Just Hobby, No political issue 

Orang orang yang Hobby historical reenactment itulah yang disebut Reenactor. Ini sekedar Hobby, dan tidak ada kepentingan dengan urusan isu isu politik sejarah didalamnya dan tidak ada tujuan berafiliasi dengan politik praktis tertentu, semata mata murni metode pembelajaran sejarah. 

Reenactor mengangkat tema tema sejarah berdasarkan literasi sejarah yang terbukti otentik. Tidak personalisasi tokoh tertentu, dan tidak mengangkat tema yang menyebabkan benturan politik dan benturan faham tertentu. 

Sebagai Hobby, tentunya hanya hal hal yang asyik dan aman saja untuk di impresikan. Impresi adalah memerankan diri suatu custom perform tertentu, untuk foto, video dan drama teatrikal peringatan sejarah. Hanya untuk kepentingan seneng seneng dan tetap memegang teguh aturan main sesuai peraturan perundang undangan dan hukum yang berlaku. Hal hal terlarang yang telah diatur undang undang, harus ditaati. Beberapa konvensi internasional juga wajib diperhatikan, agar foto kita saat diunggah di media sosial tidak di banned pihak yang berwenang.

Reenactor sendiri bukan cosplay. Reenactor bersumber dari data literasi sejarah, sedangkan cosplay berdasarkan film, komik, manga, kartun, sinema, Drakor, dan sumber fiksi lainnya. Reenactor bersifat baku, sementara  cosplay bersifat temporer dan trend semata.

Hal hal yang tidak pernah ada dalam bukti catatan otentik sejarah, atau hal hal sebenarnya baru, tapi diklaim sebagai dandan jadoel, disebut farb. 

Tujuan Reenactor adalah metode pembelajaran sejarah agar para pembelajar memperoleh pemahaman yang benar tentang sejarah. Misal ada drama teatrikal peristiwa malang bumi hangus tahun 1947 saat agresi militer Belanda di Kota malang. Disitu ada dua kubu, pejuang dan militer Belanda. Sesuai pemahaman Reenactor, segala pernik yang digunakan dalam drama tersebut tidak bisa ngawur, seadanya alat sekarang. Misal yang jadi Belanda, pakai doreng TNI jaman sekarang dan menenteng airshopgun M16 dengan helm tentara jaman now punya TNI, dipasangi bendera Belanda. Apa itu benar? Jujur itu penipuan publik fatal, karena mindset genmil yang melihat drama tersebut akan menganggap Belanda masih bercokol hingga sekarang karena identik dengan seragam yang digunakan. Pertanyaannya, tahun 1947 tidak ada bukti otentik Belanda memakai motif doreng jaman now. Senjata M16 belum diproduksi. Apa dalam drama tersebut ada pintu kemana saja Doraemon yang membawa style jaman sekarang ke jaman tahun 1947. Seperti itulah pemahaman metode belajar sejarah ala Reenactor. Sebelum drama teatrikal, harus diawali riset literasi, apakah seragam yang digunakan masuk tema atau tidak. Inilah Hobby Reenactor itu. Jujur ini bukan Hobby murahan. Karena untuk mendapatkan helm style Belanda era 1947, harus berburu dan kadang impor dari luar negeri. Jadi dalam Reenactor tidak ada istilah ngawur, karena akan jadi farb yang akan ditertawakan para sejarawan dalam dan luar negeri yang memegang teguh standarisasi custom perform Reenactor.

Dari Hobby menjadi Museum

Selamat berkenalan dengan Hobby Reenactor. Itu dunia Hobby yang asyik bagi mereka yang berkecimpung didalamnya. Reenactor sudah menjadi life style mulai dandan sehari hari hingga apa yang mereka bincangkan. 

Satu langkah positif bagi Dunia Reenactor di Indonesia, adalah museum Reenactor Ngalam yang ada di Kelurahan sumbersari kota malang. Museum ini fokus mengangkat metode Reenactment, hingga museum ini layak disebut sebagai museum life. Jika di museum lain, benda koleksi hanya pajangan belaka, maka dimuseum Reenactor, properti museum tersebut dihidupkan dan jadi media pembelajaran sejarah. Tidak hanya sejarah Indonesia era 1945-1949, namun spot museum Reenactor juga menyediakan spot WW2. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline