Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Punyaku Hanya Kenangan

Diperbarui: 22 Desember 2020   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Punyaku hanya kenangan (dokpri Foto Eko Irawan)

Baru saja kau buat hidupku berarti. Aku seneng banget. Bisa jalan denganmu. Bisa semangat. Bisa punya harapan. Bisa berdua. Duduk berpandang, tanpa kata.

Saat denganmu, ada saja kemudahan. Untuk sekedar beli kopi. Makan bersama. Berbagi cerita. Itu sangat membantuku. Untuk bangkit. Untuk kembali hidup. Dan itu belum usai.

Aku adalah pecahan hancur. Seperti puzzle kisahku. Bersamamu terurai. Jadi gambar masa depanku. Terlihat. Cerah. Aku jadi tahu harus kemana.

Kau rangkai gambarku. Kau kasihku paling sempurna. Kau inspirasiku. Aku ingin terus bersamamu. Walau aku harus menangis.

Punyaku hanya kenangan. Akan kunjungi semua tempat itu. Saat kita bersama dulu. Kau telah membuatku berarti.

Sekarang kita memang sangat dekat. Aku selalu ada disekitarmu. Tapi aku hanya bisa melihatmu dari jauh. Tak bisa seperti dulu lagi.

Trotoar jalanan malam ini. Pernah jadi saksi. Saat janjian. Keluar bersama dalam keterbatasan. Tergesa. Dalam bahagia.

Aku belum siap lupa dengan dirimu. Mungkin aku belum siap. Kau tak terganti. Walau nanti dia ada, tapi kau tetap pujaanku.

Cinta tanpa memilikimu. Yang kupunya hanya kenangan. Bersama, saat terindah. Dan itu dirimu, kasihku. Berilah sekali waktu, kulepas rinduku. Karena aku tak kuat. Aku sakit. Kau tak tergantikan. Ijinkanlah Dindaku

Malang, 22 Desember 2020

Oleh Eko Irawan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline