Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Bukan untuk Menyerah

Diperbarui: 16 Desember 2020   07:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: pikiran-rakyat.com, diolah pribadi Eko Irawan : bukan untuk menyerah

Kadang menyerah jadi pilihan. Ketika sangat lelah. Tak bisa berpikir. Buntu. Tak ada lagi yang peduli. Seperti rumput rumput liar.

Aku ada, dianggap tak ada. Suaraku tak didengar. Chatku tak dilihat lagi. Bertemupun tak ada wicara. Hanya sebatas apa kabar.

Bahasa mata yang sulit diterjemahkan. Tapi bisa dirasakan. Seperti kata hati. Misteri pesan krenteg ati. Dalam sanubari.

Kau telah membawaku kesini. Tidak sekedar dibutuhkan, tapi dihargai. Peranku. Sumbangsihku. Sebuah hidup baru. Sebuah langkah. Sebuah solusi.

Cinta tak salah, tapi salah waktu. Aku sadar. Aku bisa mengerti. Jika itu tak mungkin. Aku ada, dianggap tak ada. Kau ada, tapi tak bisa kumiliki.

Bukan untuk menyerah. Hari demi hari terus berjalan. Bukan untuk merenung. Tapi semangat merebut asa. Walau hanya sebagai sang pengamen puisi. Ada cita. Ada harap. Ada pilihan. Dan aku tak boleh diam.

Inilah saat yang tepat. Untuk terus, atau terhenti. Menyerah berarti terhenti. Dan maju, berarti berjuang. Dengan semangat, untuk mencapai jati diri. Agar lebih dihargai. Bermakna. Bangkitlah dari diri, sendiri.

Selamat pagi hari ini. 

Malang, 16 Desember 2020 oleh Eko Irawan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline