Melihat keluar. Tak ada yang datang. Karena ini bukan perayaan. Harus aku sendiri yang mau menengoknya. Melihat dari sini. Dari Jendela kamar.
Seperti itulah buku. Dia benda mati. Tertumpuk di rak koleksi. Bercerita banyak. Merekam peristiwa literasi. Namun selamanya akan diam disitu. Tak kuasa memberi inspirasi. Kecuali kamu baca sendiri.
Baca dan bacalah. Seperti kau tengok jendela. Untuk melihat sekitarnya. Sekali keluarlah dibalik sana. Ada banyak ide disana. Kau bisa rekam. Kau bisa tulis. Kau bisa potret. Kalau kau diam saja dikamar, tak akan ada hal baru yang kau lihat.
Seperti buku. Banyak bertumpuk. Tapi tanpa ruh. Tak akan memberi apapun ide, tanpa dibaca.
Inspirasi datang dari pembiasaan. Tanpa membaca, tanpa keluar dari lingkupmu, kau terpenjara. Tanpa makna.
Begitu pula rejekimu. Jodohmu. Pasangan hidupmu. Ilmu tak bisa datang, dengan malas membaca. Yang lain tak bisa datang hanya dengan diam dikamar.
Jendela inspirasi. Keluarlah. Kamu perlu berdiam, untuk istirahat. Menata krenteg atimu. Rebahan, mereka ulang atas apa yang lalu. Mencari solusi kedepannya. Menginterview diri sendiri. Evaluasi atas apa yang dicapai.
Tapi jangan hanya diam didalamnya. Keluarlah. Tunjukan karyamu. Dari jendela kamar. Didalam untuk melihat keluar. Keluar untuk mewujudkan asa. Dan segera kembali saat kau bawa permata. Yang berharga. Untuk kemaslahatan sesama.
Malang, 14 Desember 2020 oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H